Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja indeks IDX30 secara year-to-date (ytd) telah mengungguli kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan berpeluang terus menguat.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, kinerja IDX30 sepanjang 2022 per Rabu (26/1/2022), tumbuh sebesar 2,05 persen. Di mana kinerja tersebut cukup jauh meninggalkan kinerja IHSG yang mengalami kenaikan 0,29 persen ytd.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengungkapkan bahwa yang menjadi penopang kinerja indeks tersebut adalah sejumlah saham yaitu perbankan lantaran banyak diincar oleh investor asing seperti BBCA, BBRI dan BMRI.
Kemudian sektor komoditas seperti MDKA, PGAS dan INKP serta dari sektor teknologi dan telekomunikasi dan sarana pendukungnya seperti TLKM, EXCL dan TBIG.
Sementara itu, berkaitan dengan pergantian konstituen saham di IDX30 yang telah diumumkan Bursa Efek Indonesia pada Selasa (25/1/2022) dan mulai efektif pada 2 Februari mendatang, menurut Frankie, akan ikut mendorong kinerja indeks.
“Dengan masuknya EMTK dan WSKT diproyeksikan IDX30 berpeluang untuk menguat, karena kedua saham ini memiliki sentimen yang cukup mendukung kinerja sahamnya,” jelas Frankie kepada Bisnis, Rabu (26/1/2022).
Baca Juga
Untuk saham teknologi PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), menurutnya, akan terdorong sentimen dari industri digital dan teknologi.
Kemudian untuk gerak saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) akan terdorong pemulihan ekonomi dan pembangunan ibukota negara baru. Terlebih harga saham WSKT saat ini sudah terkoreksi banyak dan berada di level 580-600.
Adapun saham emiten rokok, yaitu PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang terdepak dari konstituen indeks IDX30 menurutnya adalah imbas dari performa saham kedua emiten yang terus menurun sejak 2021.
“Walau kedua sahamnya sudah tergolong sangat undervalued, tetapi belum memiliki sentimen positif untuk mendongkrak harga sahamnya,” terang Frankie.
Meski proyeksi IDX30 berpeluang menguat, Frankie menyampaikan masih banyak saham-saham dalam konstituen yang belum naik signifikan seperti INKP, INTP, UNTR, ANTM dan ASII.
Dia menjelaskan, hal ini bisa membuat pergerakan IDX30 terkonsolidasi setidaknya sepanjang kuartal I/2022. Ditambah lagi dengan adanya kekhawatiran terhadap isu global terkait Covid-19 dan inflasi di Amerika.
“Untuk rekomendasi sahamnya INTP dengan target 12.000, ASII di level 6.000, WSKT di level 800 dan INKP di level 8.500,” ulasnya.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.