Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Tambang Positif tapi Emas Melempem, Pilih INCO atau ANTM?

Untuk komoditas nikel, masih kuatnya permintaan dari industri stainless steel dan kendaraan listrik (EV) untuk baterai disebut menjadi penopang penguatan harga.
Articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale Indonesia di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki
Articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale Indonesia di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA – Harga sejumlah komoditas mineral dan logam seperti emas, perak, tembaga, dan nikel masih perkasa pada awal tahun ini. Membuat harga saham emiten tambang yang terkait ikut terkerek.

Kendati demikian, tak semua mendulang untung di tengah kenaikan harga komoditas lantaran terdapat sejumlah saham di sektor pertambangan mengalami penurunan selama periode tersebut. Misalnya, saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) anjlok 16,22 persen secara year-to-date (ytd), dan PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) yang turun 15,04 persen.

Menilai hal ini, Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu menyebutkan, pada tahun ini analis masih menilai positif terharap kenaikan sektor nikel dan tembaga.

“Sementara untuk emas kami perkirakan masih flat di level US$1.800 per ons,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (25/1/2022).

Sementara itu, untuk komoditas nikel, masih kuatnya permintaan dari industri stainless steel dan kendaraan listrik (EV) untuk baterai disebut menjadi penopang penguatan harga.

“Top picks kami INCO untuk BUY dengan target harga di Rp6.800. Ini karena INCO secara tren nikel global masih kuat, karakteristik produk INCO yang merupakan NPI [nickel pig iron] diperkirakan tidak dalam cakupan produk yang akan dikenakan pajak ekspor oleh Pemerintah,” ungkapnya.

Adapun, saham ANTM juga jadi pilihan meskipun volume emas masih akan dominan dengan kuatnya permintaan domestik.

“Namun, sentimen penguatan harga nikel global dapat menjadi katalis pendorong revenue ANTM juga,” jelasnya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper