Bisnis.com, JAKARTA – Harga sejumlah komoditas mineral dan logam seperti emas, perak, tembaga, dan nikel masih perkasa pada awal tahun ini. Membuat harga saham emiten tambang yang terkait ikut terkerek.
Kendati demikian, tak semua mendulang untung di tengah kenaikan harga komoditas lantaran terdapat sejumlah saham di sektor pertambangan mengalami penurunan selama periode tersebut. Misalnya, saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) anjlok 16,22 persen secara year-to-date (ytd), dan PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) yang turun 15,04 persen.
Menilai hal ini, Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu menyebutkan, pada tahun ini analis masih menilai positif terharap kenaikan sektor nikel dan tembaga.
“Sementara untuk emas kami perkirakan masih flat di level US$1.800 per ons,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (25/1/2022).
Sementara itu, untuk komoditas nikel, masih kuatnya permintaan dari industri stainless steel dan kendaraan listrik (EV) untuk baterai disebut menjadi penopang penguatan harga.
“Top picks kami INCO untuk BUY dengan target harga di Rp6.800. Ini karena INCO secara tren nikel global masih kuat, karakteristik produk INCO yang merupakan NPI [nickel pig iron] diperkirakan tidak dalam cakupan produk yang akan dikenakan pajak ekspor oleh Pemerintah,” ungkapnya.
Baca Juga
Adapun, saham ANTM juga jadi pilihan meskipun volume emas masih akan dominan dengan kuatnya permintaan domestik.
“Namun, sentimen penguatan harga nikel global dapat menjadi katalis pendorong revenue ANTM juga,” jelasnya.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.