Bisnis.com, JAKARTA — Saham tambang emas di Bursa Efek Indonesia turut dipengaruhi harga emas global. Adapun, harga emas nampak bergerak turun setelah sempat ke zona hijau di awal perdagangan hari Senin (24/1/2022), di tengah sikap hati-hati pelaku pasar jelang kebijakan moneter The Federal Reserve AS di pekan ini.
Berdasarkan data Bloomberg, Senin (24/1/2022), harga emas Comex turun tipis 1 poin atau 0,05 persen ke US$1.844,50 per troy ons. Adapun, harga emas spot turun 0,68 poin atau 0,04 persen ke US$1.839,86 per troy ons.
Tim Riset Monex Investindo Futures (MIFX) menyebutkan saat ini pelaku pasar menantikan kepastian waktu kenaikan tingkat suku bunga acuan dari The Fed pada hasil pertemuan The Fed pada Kamis (27/1/2022).
"Isu The Fed mungkin menaikkan tingkat suku bunga acuan sebanyak 4 kali di tahun 2022 ini telah membantu minat beli pasar terhadap dolar AS sejak akhir tahun lalu. Tetapi ancaman inflasi yang tinggi juga menjaga minat pelaku pasar terhadap harga emas," jelasnya dalam riset harian, Senin (24/1/2022).
Adapun, sejumlah saham emiten tambang emas juga akan terdampak gerak harganya. Berikut daftar emiten tambang emas yang ada di Indonesia
1. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM)
Baca Juga
2. PT Archi Indonesia (ARCI)
3. PT Ifishdeco Tbk. (IFSH)
4. PT Vale Indonesia (INCO)
5. PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA)
6. PT PAM Mineral Tbk. (NICL)
7. PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB)
8. PT Medco Energi Tbk. (MEDC)
9. PT United Tractors Tbk. (UNTR)
Dari sederet saham emiten tambang emas yang ada, Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang hari ini merekomendasikan beli saham INCO dan ANTM.
Adapun, MNC Sekuritas hari ini merekomendasikan saham MEDC untuk Accumulative Buy dengan target harga di 555-575 dan UNTR untuk Buy on Weakness dengan target harga di 23.900-24.500.
Selanjutnya, Samuel Sekuritas Indonesia merekomendasikan untuk saham UNTR dibeli dengan target harga di 31.000. Kemudian untuk ANTM dibeli dengan target 3.230, MDKA dijual dengan target harga di 3.000, dan INCO dibeli dengan target harga di 6.800.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.