Bisnis.com, JAKARTA - Indeks LQ45 diperkirakan masih dapat bergerak di atas kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG). Seiring rencana perombakan konstituen, diperkirakan ARTO dan MTEL bakal masuk.
Sepanjang tahun berjalan, Indeks LQ45 masih dipengaruhi terutama oleh pergerakan saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang memengaruhi 44,97 persen pergerakan indeks. Kinerjanya pun cukup mumpuni dengan naik 8,9 persen sepanjang tahun berjalan.
Selanjutnya, Indeks LQ45 juga turut ditopang oleh emiten telko PT Telkom Indonesia Persero Tbk. (TLKM) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing berkontribusi 29,06 persen dan 10,74 persen terhadap pergerakan indeks.
Di sisi lain, saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) menjadi saham yang paling memberatkan indeks dengan penurunan ytd mencapai 14,42 persen dan berkontribusi negatif 6,35 persen terhadap indeks.
Adapula saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) yang turut memberatkan pergerakan indeks dengan berkontribusi negatif masing-masing 5,4 persen dan 5,03 persen terhadap indeks.
Head Of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menuturkan saham-saham penggerak LQ45 adalah keuangan, telekomunikasi, barang konsumer dan industri otomotif.
Baca Juga
"Sektor-sektor ini diuntungkan oleh recovery ekonomi dan juga insentif yang diberikan pemerintah seperti diskon PPnBM. Sektor-sektor ini saya melihat akan baik kinerjanya di tahun ini," urainya kepada Bisnis, Minggu (23/1/2022).
Selain itu, dia memperkirakan arus investasi asing menyasar saham berkapitalisasi besar, sehingga sejumlah saham baru berkapitalisasi besar diperkirakan bakal masuk dalam indeks LQ45 ini.
Selain itu, investor asing juga bakal masuk ke bank digital seperti ARTO atau Bank Jago, hal ini sejalan dengan prospek perbaikan ekonomi pada 2022.
"Saya proyeksikan ARTO bisa masuk LQ45, MTEL mungkin bila masuk kriteria fast entry, untuk saham keluar bisa dari sektor konstruksi," katanya.