Bisnis.com, JAKARTA - Performa indeks saham paling likuid di Bursa Efek Indonesia atau indeks LQ45 terpantau bergeliat pada awal tahun ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 21 Januari 2021, indeks LQ45 tumbuh 3,04 persen ke level 959,76 sejak awal tahun (year-to-date/ytd). Kinerja indeks LQ45 lebih baik dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tumbuh 2,20 persen ytd.
Kinerja indeks LQ45 juga outperform dibandingkan dengan indeks saham berkapitalisasi pasar kecil dan menengah paling likuid atau indeks SMC Liquid yang melemah 1,68 persen.
Dilihat dari kontributornya, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi motor penggerak utama indeks LQ45 dengan kenaikan 8,90 persen ytd menjadi Rp7.950.
Selanjunya saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) naik 7,18 persen ytd menjadi Rp4.330 dan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang naik 3,91 persen menjadi Rp7.300.
Analis Mirae Asset Sekuritas Handiman Soetoyo melihat pelaku pasar tampaknya turut menantikan pembagian dividen termasuk dari saham-saham emiten berkapitalisasi pasar besar (big caps). Dia menuliskan di dalam riset terbaru, bahwa investor menyambut musim dividen 2022 dengan optimistis ditopang oleh pertumbuhan laba emiten yang moncer pada periode sembilan bulan pertama 2021.
Baca Juga
“Dari pemantauan kami terhadap laba hingga September 2021, perusahaan dari sektor finansial, komoditas, kesehatan, logistik, dan industrial mengalami kenaikan laba. Hal ini kemungkinan besar akan berdampak pada dividen yang lebih tinggi,” tulis Handiman, dikutip Minggu (23/1/2021).
Adapun, emiten finansial di dalam indeks LQ45 seperti BBCA, BMRI, dan BBRI diperkirakan bakal memberikan dividen yang lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Perlu diingat bahwa laba empat bank besar hingga November 2021 tumbuh signifikan sekitar 30 persen - 85 persen secara tahunan.
Untuk memaksimalkan keuntungan, Handiman menyarankan investor untuk melakukan diversifikasi portofolio saham yang berasal dari berbagai sektor. Dari konstituen saham indeks LQ45, dia merekomendasikan saham ADRO, BBCA, BMRI, BBRI, GGRM, ICBP, INDF, ITMG, PTBA, TBIG, TLKM, dan UNTR.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.