Bisnis.com, JAKARTA - Pariwisata diharapkan mampu bangkit seiring dengan pemulihan ekonomi dan meredanya badai pandemi Covid-19. Memanfaatkan momentum, pemerintah meresmikan holding BUMN pariwisata dan pendukung.
Kementerian BUMN menegaskan pengembangan holding BUMN pariwisata dan pendukung merupakan bagian membentuk ekosistem pariwisata yang terintegrasi baik. Targetnya, aset holding dapat bertumbuh dengan pesat.
Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan holding BUMN pariwisata yang diberi nama PT Aviasi Pariwisata Indonesia dengan merek dagang Injourney bakal fokus mengembangkan pariwisata domestik untuk memenuhi kebutuhan turis dalam negeri dan luar negeri.
"Kami membentuk holding bumn pariwisata dan pendukung tidak lain ingin memfokuskan bagaimana kesempatan membangun dan menciptakan potensi pariwisata domestik yang potensinya masih sangat besar tetapi kurang terintegrasi. Oleh karena itu, kita mencoba mengintegrasikan semua, baik infrastrukturnya, termasuk software artinya kegiatan-kegiatan di dalamnya," urainya, dikutip Jumat (14/1/2022).
Lebih lanjut, wisatawan mancanegara Indonesia pada 2019 mencapai 16 juta orang, sementara saat Covid-19 terjadi jumlah tersebut merosot 70 persen menjadi hanya 4 juta orang. Adapun, wisatawan domestik Indonesia hanya turun 30 persen menjadi 330 juta orang.
Jika membandingkan dari segi jumlah wisatawan, tentunya wisatawan domestik masih lebih tinggi dalam angka dibandingkan dengan wisatawan mancanegara yang hanya 1,5 persen dari total wisatawan.
Baca Juga
Holding Aviasi Pariwisata Indonesia lanjutnya, bakal membentuk bandara tidak hanya sekedar bandara, melainkan menjadi destinasi wisata berupa aerocity yang didalamnya terdapat kebutuhan gaya hidup (lifestyle).
"Sama dengan sambungkan ke tujuan wisata lainnya, di sana kekuatan yang kita belum punya adalah travel plan atau rencana perjalanan, yang kalau dibandingkan dgn negara lain sudah punya, tapi kita belum membentuk ekosistem ini," katanya.
InJourney atau Indonesia Journey bakal menjadi nama populer dari holding tersebut yang membentuk mega ekosistem pariwisata Indonesia. Dengan begitu, InJourney dapat bergabung dengan ekosistem lain yang ada di BUMN seperti perbankan dan super apps livin.
"Kalau lihat angka-angkanya total aset dari holding BUMN pariwisata dan pendukung ini di 2024 kurang lebih Rp260 triliun, dengan potensi penjualan yang terus meningkat," paparnya.
Direktur Utama Aviasi Pariwisata Indonesia Donny Oskaria menjelaskan holding pimpinannya bakal membentuk ekosistem pariwisata Indonesia yang mengurusi dari hulu ke hilir.
"Terdiri atas beberapa perusahaan di bawah holding, diantaranya ada airport, kita ke depan diharapkan bisa menjadi airport terbaik di dunia," katanya.
Holding ini berisi antara lain PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur , Prambanan dan Ratu Boko (Persero) (TWC), dan PT Sarinah (Persero).
InJourney juga mengelola sejumlah hotel dengan menyatukan 122 hotel yang berada di bawah Kementerian BUMN.
"Ke depan akan menjadi jaringan hotel terbesar di indonesia. Kami juga mengelola Sarinah, menjadi satu ritel dan heritage store Indonesia yang kita harapkan ke depan menjadi pendorong sektor UMKM masuk ke pasar Internasional," katanya.
Di samping itu, anak usahanya yakni TWC menjadi destination management organization yang mengelola Borobudur, Prambanan, dan menambah pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah pada tahun ini.
Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya pembentukan induk perusahaan (holding) pada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), salah satunya dalam bidang pariwisata dan pendukung. Presiden menyebut, pembentukan holding tersebut akan menjadi titik balik untuk melakukan transformasi ekosistem pariwisata yang lebih baik.
“Kita harus memanfaatkan ini sebagai titik balik untuk melakukan sebuah lompatan, momentum untuk melakukan penataan, momentum untuk melakukan transformasi, membangun sebuah ekosistem yang lebih kuat dan tangguh,” ujar Presiden dalam sambutannya pada Peluncuran InJourney Holding Pariwisata dan Pendukung di Pantai Kuta Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, pada Kamis, 13 Januari 2022.
Selain itu, dengan adanya holding tersebut, Kepala Negara meyakini pengelolaan pariwisata Indonesia akan dapat dilakukan secara lebih efisien dan terintegrasi dari hulu sampai ke hilir.
“Mulai penataan rute penerbangan, konten promosi, event, atraksi, kuliner, akomodasi, sampai ke penjualan ritel-ritel souvenir dari para pengrajin kita yang tentu saja juga sudah terseleksi dengan baik,” lanjut Presiden.
Selanjutnya, Jokowi menekankan bahwa berbagai kendala yang dapat menghambat kemajuan sektor pariwisata harus segera diselesaikan, salah satunya dalam hal tata kelola perusahaan BUMN di bidang pariwisata.
“Masalah konektivitas segera selesaikan, masalah hambatan infrastruktur di mana titik-titik yang memerlukan suntikan infrastruktur segera diselesaikan. Begitu juga hambatan lainnya termasuk dalam hal tata kelola dan manajemen BUMN-BUMN pariwisata agar ini tidak menggerus kesempatan kita untuk melompat maju,” tutur Jokowi.
Jokowi mengatakan bahwa penataan dan konsolidasi BUMN pariwisata merupakan salah satu hal penting. Menurutnya, BUMN dalam sektor tersebut memiliki banyak anak perusahaan yang seharusnya dapat terintegrasi satu sama lain.
"Kalau ini nanti kita konsolidasikan dan holding, ini akan menjadi sebuah kekuatan besar. Karena kecil, kecil, kecil, tadi berjalan sendiri tidak terintegrasi, tidak terhubung satu sama yang lain karena memang sudah jalan sendiri-sendiri,” ucap Presiden.
Pada kesempatan tersebut, Presiden mengingatkan bahwa pembentukan holding ini harus menjadikan holding BUMN pariwisata dan pendukung menjadi lebih gesit, lincah, dan profesional. Menurutnya, hal tersebut merupakan kunci dari manajemen tata kelola yang lebih efisien dan sederhana.
“Jangan sampai justru muncul keribetan-keribetan baru atau memindahkan persoalan-persoalan lama ke bentuk persoalan-persoalan baru,” tambahnya.