Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas masih kesulitan menguat di tengah minimnya sentimen pasar jelang akhir tahun.
Pada perdagangan Rabu (29/12/2021), harga emas terkoreksi di bawah US$1.800 per troy ons. Mengutip data Bloomberg, harga emas Comex terkoreksi 14,50 poin atau 0,80 persen ke US$1.796,40 per troy ons.
Sementara itu, harga emas spot ikut turun 9,63 poin atau 0,53 persen ke US$1.794,91 per troy ons.
Tim Riset ICDX menyebutkan harga emas terlihat bergerak korektif lantaran sentimen perdagangan terlihat masih relatif minim karena pasar yang mulai bersiap menjelang hari pergantian tahun.
“Sentimen pasar relatif sedikit pekan ini, dengan sesi perdagangan kemarin harga emas terpengaruh oleh kinerja pasar saham Eropa yang menguat dan sedikit memberikan tekanan pada harga emas,” tulisnya dalam riset Rabu (29/12/2021).
Sementara itu, pasar juga masih mencermati efek dari pengumuman the Fed untuk 2022, setelah beberapa waktu lalu the Fed menjabarkan sejumlah target untuk 2022, yaitu percepatan pengurangan stimulus dan tiga kali kenaikan suku bunga dalam satu tahun pada 2022.
Di sisi lain, ekspektasi pasar terhadap tingginya tingkat inflasi juga masih menjadi perhatian para pelaku pasar, karena dengan inflasi yang tinggi biasanya akan memberikan dorongan pada harga emas yang merupakan aset lindung nilai dari inflasi.
Dari sisi global, kondisi penyebaran varian Omicron akan terus menjadi perhatian karena diwaspadai dapat kembali menahan perbaikan ekonomi pada 2022 mendatang setelah pada pekan lalu kasus harian dunia sempat mencapai level tertinggi sepanjang penyebaran kasus Covid-19.
“Dengan gerak harga saat ini, zona support terdekatnya yang perlu diperhatikan berada di areal US$1.800 hingga ke zona US$1.798, sementara untuk resistance terdekatnya berada di areal US$1.817 hingga ke zona US$1.820. Adapun, support terjauh harga emas berada di areal US$1.787 dan resistance terjauhnya berada di areal US$1.830,” jelasnya.