Bisnis.com, JAKARTA – PT Bahana TCW Investment Management mengungkapkan akan memanfaatkan potensi investor ritel yang sangat besar saat ini dengan bermitra dengan beberapa strategi.
Chief Economist Bahana TCW Budi Hikmat mengungkapkan bahwa krisis pandemi Covid-19 kali ini berbeda jika dibandingkan dengan krisis seperti tahun 2008 lalu. Di mana saat ini ditandai dengan suku bunga yang terus rendah.
“Kami turut memanfaatkan potensi investor retail yang sangat besar,” ungkap Budi saat dihubungi Bisnis, Selasa (21/12/2021).
Menurut Budi, ada sekitar Rp1.400 triliun deposito milik individu yang akan merespon penurunan bunga ini dengan melakukan diversifikasi.
Apalagi tambahnya, pandemi ini nampak meningkatkan kesadaran individu akan solusi investasi dan proteksi.
Oleh sebab itu, strategi yang diterapkan Bahana TCW Investment Management adalah bermitra dengan e-commerce yang memiliki ekosistem yang kuat terlebih dengan sistem teknologi pembayaran yang luas.
Baca Juga
“Untuk itu kami menyediakan API (application program interface) agar sistem kami dapat terhubung dengan mitra,” jelasnya.
Selain itu, Budi juga menyampaikan bahwa perusahaan juga meyakini keinginan banyak individu yang ingin berinvestasi pada produk syariah, maka Bahana menawarkan produk reksa dana Masyarakat Ekonomi Syariah yang berisikan surat berharga negara (SBN) syariah.
Berdasarkan catatan Bisnis, investor ritel menjadi salah satu komponen utama pendongkrak jumlah investor pasar modal di Indonesia sanggup menembus 6,8 juta akun, dan tercatat tumbuh 102 persen.
Secara demografi usia, dominasi investor ritel muda atau milenial berusia di bawah 30 tahun pun makin terasa. Tepatnya, dari porsi 54,9 persen pada Desember 2020 kini menjadi 59,5 persen dari total investor pada Oktober 2021.
Sebelumnya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan 2020 merupakan tahun kebangkitan bagi investor ritel Indonesia. Pasalnya investor mampu mendominasi pasar modal modal Indonesia.
“Jumlah kepemilikan investor saham telah mencapai 14 persen artinya sebanyak 3 juta investor ritel memiliki 1.116 triliun saham atau rata-rata Rp368 juta per investor. Terakhir investor ritel mampu merajai transaksi bursa pada 2021 mencapai 57 persen,” katanya pada webinar CEON Networking, Selasa (16/11/2021).
Inarno menambahkan sejak 2016, investor saham telah tumbuh sebesar 5,7 kali lipat menjadi 3 juta investor pada 2021. Adapun hingga Oktober lalu, total investor pasar modal sebesar 6,7 juta atau tumbuh 7,5 kali lipat sejak 2016. Adapun total transaksi aktif harian mencapai 200.000 investor pada 2021.