Bisnis.com, JAKARTA - Kendati bergerak di bawah harga initial public offering (IPO), saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel masih mendapatkan rekomendasi beli dari sejumlah analis, baik lokal maupun asing.
MTEL tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 22 November 2021 dengan harga pelaksanaan Rp800. MTEL menghimpun dana IPO Rp18,79 triliun, kedua terbesar di BEI di bawah PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA).
Kresna Hutabarat dan Henry Tedja, analis pasar modal Mandiri Sekuritas, misalnya, merekomendasikan beli saham MTEL dengan target harga Rp970 per saham. Terget tersebut 26 persen di atas harga penutupan Selasa (21/12/2021) sebesar Rp770 per saham.
Rekomendasi beli tersebut dilandasi pada sejumlah keutamaan yang dimiliki oleh Mitratel, di antaranya, Mitratel merupakan perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia dengan memiliki 28.030 menara per 21 Agustus 2021. Serangkaian akuisisi menara membawa rasio penyewa menjadi 1,57 kali pada 2021 dan akan naik menjadi 1,72 kali pada 2023.
Selain itu, Mitratel beroperasi dalam industri menara yang terkonsolidasi dengan prospek pertumbuhan seluler yang kuat.
Mitratel memberikan dasar yang kuat untuk percepatan pertumbuhan pendapatan multi pada 2021--2023. Mitratel memiliki strategi akses ke bisnis infrastruktur digital yang berkembang pesat di Indonesia.
Baca Juga
Tim analis Morgan Stanley juga merekomendasikan beli saham Mitratel dengan target harga Rp1.000 per saham. Rekomendasi tersebut, menurut tim analis Morgan Stanley, anatara lain, didukung oleh pertumbuhan organik.
“Kami optimistis Mitratel dapat berkembang secara signifikan lebih cepat dari industri melalui pertumbuhan organik yang dihasilkan dari luar Jawa, di mana operator seluler yang lebih kecil sekarang berkembang dan di mana Mitratel memiliki yang tertinggi pangsa pasar menara, sebesar 41 persen,” tulis tim riset Morgan Stanley, dikutip Selasa (21/12/2021).
Niko Margaronis, analis pasar modal BRI Danareksa Sekuritas juga mengemukakan, Mitratel merupakan pilihan paling menarik untuk operator jaringan seluler (MNO).
B2S dapat berasal dari Telkomsel (TSEL) dan kolokasi dari non-TSEL MNO di menara yang sebelumnya tidak dapat diakses. Rasio sewa masih besar sekitar 1,50 kali. Karena itu, Niko merekomendasikan beli saham MTEL dengan target harga Rp1.040 per saham.
Piyush Choudhary dan Rishabh Dhancholia, analis HSBC Global Research, merekomendasikan beli saham MTEL dengan target harga Rp1.120 per saham.
Menurut Piyush dan Rishabh, Mitratel terus menjajaki akuisisi menara. Dengan arus kas yang kuat serta pengalaman dalam melakukan akuisisi, membuat Mitratel berada pada posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan anorganik.
“Kami memperkirakan Mitratel akan mengakuisisi 6.000 menara lagi selama 2022-2023,” kata kedua analis itu.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.