Bisnis.com, JAKARTA – Lambatnya kinerja reksa dana saham pada tahun ini diakibatkan oleh saham blue chip yang masih kemurahan.
Direktur Panin Asset Management, Rudiyanto mengatakan selama tahun berjalan produk reksa dana saham mengalami pelambatan akibat kinerja saham-saham blue chip yang melemah. Padahal di sisi lain, IHSG telah mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Menurutnya, pada periode selama tahun berjalan IHSG telah naik 9,74 persen per 25 Nov 2021. Namun, pada saat yang sama saham blue chip yang diwakili IDX-30 dan LQ-45 hanya naik 0,11 persen dan 0,67 persen.
“Saham blue chip merupakan portofolio kebanyakan reksa dana, sehingga walaupun IHSG sudah rekor tertinggi tapi bagi reksa dana saham yang portofolionya blue chip masih belum rekor tertinggi,” katanya kepada Bisnis.
Akibatnya hal itu juga berdampak terhadap dana kelolaan karena tergantung dari dua faktor net subs redeem dan naik turunnya aset dasar. Adapun, Panin Asset Management mencatat dana kelolaan per Oktober 2021 sebesar Rp5,56 triliun.
Bila dibandingkan dengan dana kelolaan per Desember 2020 mengalami penurunan tipis dari posisi Rp5,84 triliun. Rudiyanto mengakui telah terjadi penurunan karena ada aksi profit taking dari investor ketika IHSG mencetak rekor.
Baca Juga
Meski demikian, Rudiyanto optimistis reksa dana saham akan mengalami peningkatan dalam waktu dekat. Hal itu ditopang oleh kenaikan harga seiring dengan dana asing yang terus masuk.
“Sektor rotation diperkirakan akan terjadi dan sebenarnya sudah berlangsung. Saham-saham blue chip yang valuasinya murah serta wajar dan laporan keuangan bagus diyakini akan mengalami kenaikan,” katanya.
Menurutnya pada tahun depan, IHSG diperkirakan antara 7400-7600 sehingga diharapkan kinerja reksa dana saham dapat positif tahun depan.
Selain itu, dia menyarankan selama investor memiliki tujuan investasi jangka panjang di atas 5 tahun. Maka penurunan yang terjadi beberapa hari belakangan ini dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk masuk.