Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gerak Dinamis, BCA Sekuritas Yakin Kinerjanya Tumbuh pada 2022

SAelama Januari-Oktober 2021, transaksi perdagangan sekuritas dengan kode broker SQ tersebut tumbuh signifikan.
Karyawan beraktivitas di salah satu kantor sekuritas, Jakarta./JIBI-Abdullah Azzam
Karyawan beraktivitas di salah satu kantor sekuritas, Jakarta./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – PT BCA Sekuritas mengungkapkan tahun 2021 merupakan tahun yang dinamis dan transaksi perdagangan saham masih mencatatkan pertumbuhan hingga Oktober 2021.

Presiden Direktur BCA Sekuritas Mardy Sutanto mengatakan selama Januari-Oktober 2021, transaksi perdagangan sekuritas dengan kode broker SQ tersebut tumbuh signifikan dipicu oleh transaksi rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) bursa di kuartal I/2021 yang sangat tinggi.

“Tahun 2021 ialah tahun yang sangat menarik dan dinamis untuk dunia pasar modal. Sampai year to date Oktober, transaksi perdagangan kami tumbuh,” papar Mardy kepada Bisnis, Kamis (2/12/2021).

Berdasarkan data data Bloomberg,Kamis (2/12/2021), transaksi broker tertinggi sepanjang tahun dicetak pada bulan Januari 2021 yaitu sebesar Rp849,12 triliun. Lalu pada Februari 2021 sedikit menurun menjadi Rp624,93 triliun, dan Maret sebesar Rp569,0 triliun.

Sementara itu, setelah sempat mengalami penurunan dalam beberapa bulan, pada Agustus nilai transaksi broker kembali baik menjadi Rp550,08 triliun dan terus meningkat hingga Oktober yang kemudian menempati posisi tertinggi kedua sepanjang tahun yaitu sebesar Rp681,65 triliun.

Setelah dalam tiga bulan berada pada tren kenaikan nilai transaksi, pada November 2021, nilai transaksi justru menurun menjadi Rp579,66 triliun.

Menurut Mardy, penurunan nilai transaksi pada November tersebut tidak memiliki pemicu khusus, melainkan secara statistik selama beberapa tahun belakangan, bulan November selalu menunjukkan pelemahan.

“Disamping itu akhir di bulan November ini juga muncul adanya resiko Covid-19 varian Omicron yang membuat pasar menjadi kembali khawatir atas tren pemulihan ekonomi,” jelasnya.

Namun terlepas dari itu, pada tahun mendatang Mardy mengaku optimistis efek negatif dari varian baru Covid-19 Omicron akan bisa ditanggulangi secara jitu dan cepat oleh pemerintah, sehingga pada 2022 mendatang akan terjadi pemulihan ekonomi yang sudah dinanti bersama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper