Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) belum bisa memberikan kepastian apakah eksplorasi bisnis geothermal yang mereka lakukan akan berujung menjadi kantong pemasukan baru.
Menurut Wakil Direktur Utama ARCI Rudy Suhendra, perseroan tengah sampai pada tahap hitung-hitungan potensi nilai ekonomis dari kemungkinan bisnis energi baru terbarukan (EBT) tersebut.
“Unsur ekonominya yang masih kami pelajari. Apakah lebih ekonomis masuk ke tambang [saja] atau juga ke yang lain,” tutur Rudy di Manado, Kamis (27/11/2021).
Dalam eksplorasi yang dimaksud, ARCI tidak sendirian. Mereka melakukan kerja sama dengan perusahaan asal AS Ormat Technologies Inc.
Eksplorasi dilakukan pada area konsesi tambang emas Toka Tidung, dan telah dimulau seiring penandatanganan kerja sama pengujung September lalu.
Ormat sendiri merupakan salah satu perusahaan yang telah memiliki pengalaman mengembangkan energi ramah lingkungan selama lebih dari lima dekade.
Baca Juga
Rudy menjelaskan bahwa kerja sama Ormat juga didasari oleh kemampuan perusahaan yang berbasis di Nevada tersebut. Dia membeberkan bahwa perseroan telah mengenal Ormat sejak 2019, sebelum akhirnya melakukan kajian dan mengumumkan kerja sama eksplorasi pada tahun ini.
Bila bisnis geothermal dapat terealisasi, Rudy yakin Ormat adalah mitra yang tepat.
“Yang jelas, saat ini kami belum melangkah ke sana. Kami pastikan dulu hasil ekplorasi. Energi terbarukan apalagi panas bumi [sepertinya] ekonomis. Dan itu menjadi nilai tambah juga ke depannya. Tapi kembali lagi, mungkin saat ini kami belum bisa banyak bicara.”
Ketika ditemui secara terpisah, Kepala Teknik Tambang ARCI Hary Irmawan mengamini bahwa saat ini eksplorasi tengah berjalan.
Secara teoritis, bisnis geothermal juga bukannya tanpa risiko bila dilakukan di kawasan Sulawesi Utara dan Minahasa Utara.
“Sulawesi Utara itu sumbernya [geothermal] kemungkinan cukup besar, dan kebutuhan listrik juga tinggi. Tapi kembali lagi, dilihat dulu. Karena ini kan juga dekat dengan gunung api yang masih aktif, itu juga berbahaya bila tidak dikaji secara mendalam,” tandasnya.