Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan PT Resource Alam Indonesia Tbk. (KKGI) akan memulai pembangunan sejumlah proyek real estate pada tahun 2022 mendatang.
Direktur KKGI Agoes Soegiarto mengatakan, perusahaan akan memulai pembangunan proyek-proyek properti pada tahun depan. Ia menjelaskan, KKGI telah memiliki land bank seluas 3.766 hektare yang terletak di antara Samarinda, Balikpapan, dan rencana Ibu Kota Negara Indonesia yang baru.
“Rencananya kami akan membangun rumah tapak (landed house) untuk kalangan pasar menengah. Sejak tahun lalu kami juga aktif menambah land bank, terakhir kami beli lahan di sekitar wilayah Samarinda,” jelasnya dalam paparan publik perusahaan, Kamis (25/11/2021).
Selain membangun proyek perumahan, KKGI juga akan membuat kompleks ruko serta sejumlah gudang untuk disewakan atau dijual. Agoes mengatakan, KKGI telah memiliki 1 buah gudang di wilayah Samarinda.
Ia melanjutkan, pihaknya masih menentukan lokasi pertama yang akan menjadi lahan pembangunan. Perusahaan akan memilih lahan yang berada di dekat rencana ibu kota negara Indonesia yang baru sebagai proyek pertamanya.
Selain itu, Agoes mengatakan perusahaan juga telah mendapat izin dari Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk merambah ke sektor properti. Hal ini seiring dengan pengalaman yang dimiliki perusahaan dalam membangun sejumlah proyek real estate berskala kecil.
“Kami memiliki afiliasi perusahaan yang kompeten di bidang properti. Dalam setahun ke depan, kami akan melihat lahan yang tepat untuk memulai proyek ini,” tambahnya.
Sementara itu, KKGI juga akan meningkatkan produksi dan penjualan batu bara menjadi 4 juta ton pada 2022. Hal ini akan dilakukan sesuai dengan kondisi dan permintaan pasar ke depannya.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai target tersebut adalah dengan menambah sarana-prasarana serta membeli alat-alat berat untuk mendukung produksi pada blok-blok produksi yang ada.
Seiring dengan hal tersebut, KKGI telah menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$2 juta – US$2,5 juta.
“Pembelian sarana-prasarana dan alat-alat berat itu terutama untuk produksi pada area konsesi PT Loa Haur di Kalimantan Tengah yang akan dimulai pada pertengahan 2022,” ujarnya.