Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau merosot pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Selasa (23/11/2021).
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.30 WIB IHSG terpantau parkir pada posisi 6.684,25 di akhir sesi I, terkoreksi 0,58 persen atau 39,13 poin. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam rentang 6.67,75 - 6.732,70.
Dari seluruh konstituen, terpantau 188 saham menguat, 314 saham melemah dan 157 saham tidak bergerak dari posisi sebelumnya alias stagnan.
Hingga siang ini telah dibukukan total transaksi sebesar Rp7,71 triliun, dengan aksi beli bersih atau net buy investor asing yang minim yaitu senilai Rp366,74 miliar.
Di tengah turunnya IHSG pada sesi pertama hari ini, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih dengan saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) yang paling banyak diborong asing yaitu sebanyak Rp45,3 miliar. Saham TBIG pun terpantau menguat 4,21 persen atau 120 poin ke posisi 2.970.
Selanjutnya investor asing juga terpantau membeli saham ITMG, ADRO, LPPF, dan INKP yang masing-masing sebanyak Rp17,0 miliar, Rp14,4 miliar, dan Rp13,4 miliar, dan Rp10,7 miliar.
Baca Juga
Di sisi lain, saham emiten perbankan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) menjadi saham yang paling banyak dijual investor asing, dengan aksi net sell sebesar Rp70,8 miliar. Saham BBRI terpantau melemah 1,64 persen atau 70 poin ke level 4.210.
Investor asing juga tampak melepas saham BBNI dengan net sell sebanyak Rp66,9 miliar, SMGR sebanyak Rp45,0 miliar, ARTO sebanyak Rp42,3 miliar, dan BUKA sebanyak Rp25,6 miliar.
Di jajaran top gainers, saham TOBA berada di urutan teratas dengan melonjak sebesar 15,46 persen. Lalu diikuti saham VRNA yang naik 10,58 persen, CBMF naik 8,51 persen, dan BCIP naik 6,98 persen.
Sedangkan saham BBKP merosot 6,88 persen, INDO turun 6,71 persen, TOPS turun 6,45 persen, dan LEAD turun 5,88 persen menjadi saham-saham yang berada dalam jajaran top losers pada perdagangan sesi I hari ini.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan,hari ini IHSG berpeluang menguat. Menurutnya, secara teknikal IHSG berhasil ditutup di rekor tertinggi dengan volume yang cukup tinggi didorong oleh optimisme menyambut window dressing.
"Saat ini investor cenderung mengabaikan kekhawatiran akan inflasi dan tapering AS. Namun investor akan terus mencermati perkembangan dan rilis data ekonomi," tulisnya.