Bisnis.com, JAKARTA – Manajer investasi memperkirakan imbal hasil instrumen reksa dana pasar uang paling tinggi sebesar 3,5 persen. Hal tersebut berkaitan dengan bunga deposito yang masih rendah.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menyampaikan saat ini kinerja produk reksa dana pasar uang sepanjang tahun, per Jumat (19/11/2021), telah tumbuh sebesar 2,74 persen untuk produk Panin Dana Likuid dan tumbuh 2,54 persen untuk produk Panin Dana Likuid Syariah.
Angka tersebut berada sedikit di bawah kinerja reksa pasar uang secara keseluruhan. Di mana berdasarkan data Infovesta, per 19 November 2021, kinerja reksa dana pasar uang di dalam negeri sebesar 2,84 persen.
Namun jika dibandingkan dengan dua pekan lalu, tepatnya 1 November 2021, kinerja produk reksa dana pasar uang Panin Asset Management telah mengalami peningkatan dan terus mendekati target perusahaan untuk akhir tahun dengan pertumbuhan sebesar 3 persen.
Rudiyanto menyampaikan, kinerja pasar uang tergantung pada bunga deposito. Secara tidak langsung apabila penyaluran kredit sudah kembali normal dan likuiditas perbankan tidak lagi tinggi maka bunga deposito akan bisa lebih meningkat.
Peningkatan bunga deposito, menurut Rudiyanto akan berpengaruh terhadap kinerja instrumen reksa dana pasar uang. Namun menurutnya, peningkatan bunga deposito masih membutuhkan waktu dan tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Baca Juga
“Mengingat bunga deposito masih rendah, perkiraan imbal hasil tahun depan kemungkinan masih di kisaran 2,5 - 3.5 persen,” ungkap Rudiyanto saat dihubungi Bisnis, Senin (22/11/2021).
Selain itu, pergerakan reksa dana pasar uang juga dipengaruhi oleh obligasi jangka pendek yang bisa menaikkan return produk reksa dana pasar uang. Namun, menjelang akhir tahun penerbitan surat utang sudah jarang.
Penerbitan surat utang, ungkap Rudiyanto, biasanya akan mulai ramai kembali pada Februari hingga Maret.
Sebelumnya, Rudiyanto mengungkapkan bahwa pasar uang sebagai reksa dana yang risikonya paling kecil dibandingkan dengan instrumen reksa dana lain, bisa menjalankan banyak fungsi.
Mulai dari reksa dana untuk investor profil konservatif, untuk penyimpanan dana darurat, alternatif deposito, hingga parkir dana sebelum masuk ke reksa dana saham.
“Ketika IHSG mendekati rekor, reksa dana pasar uang juga dijadikan sebagai instrumen untuk penempatan sementara dana hasil profit taking,” jelasnya.