Bisnis.com, JAKARTA – Emiten menara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel mendapatkan dana dari investor Timur Tengah dan Singapura pada masa penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) saham.
Investor Timur Tengah memasukkan dana segar melalui Indonesia Investment Authority (INA). Dalam keterangan resminya mereka menyampaikan bahwa sangat antusias dapat berpartisipasi sebagai investor dalam IPO Mitratel untuk mempercepat pengembangan dan peningkatan kualitas infrastruktur digital. Khususnya di sektor telekomunikasi Indonesia.
“Kami juga menyambut baik GIC [Government of Singapore Investment Corporation], Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), dan Abu Dhabi Growth Fund (ADG) yang turut berpartisipasi dan kami yakin akan menambah nilai strategis bagi Mitratel,” katanya Senin (22/11/2021).
Mereka berpendapat IPO Mitratel akan mampu menjadi salah satu katalis untuk menggerakkan kembali pasar modal dan perekonomian Indonesia. Pasalnya dengan dukungan seluruh shareholders dan stakeholders, Mitratel akan dikelola dengan tata kelola perusahaan yang baik dengan menjaga independensi, profesionalisme dan transparansi.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menjelaskan bahwa dana dari hasil penawaran umum perdana (IPO) akan digunakan untuk mengembangkan kompetensi dan kapabilitasnya menjadi perusahaan unggul, profesional dan transparan.
“Kami pahami perubahan teknologi yang cepat akan mengakselerasi seluruh kompetensi Mitratel baik saat ini maupun waktu mendatang. Hal ini telah dirumuskan dalam bisnis plan yang tak hanya semata-mata pada bisnis menara telekomunikasi, tapi berkembang menjadi infrastructure company yang siap untuk mendukung era 5G dan kelanjutannya," katanya.
Baca Juga
Melalui IPO ini, lanjutnya, Mitratel akan memperkuat posisinya sebagai The Best TowerCo In The Industry yang solid dan independen. Hal ini didukung dengan masuknya investasi SWF dari Indonesia dan internasional menunjukkan bahwa Mitratel memiliki rekman jejak kinerja yang baik dan potensi pertumbuhan yang tinggi di masa mendatang.
Sesuai rencana, perseroan akan menggunakan 40 persen dana hasil IPO untuk belanja modal organik, 50 persen untuk anorganik, dan 10 persen untuk modal kerja serta kebutuhan Perseroan lainnya.
Mitratel memiliki rencana ekspansi jangka panjang ke pasar Asia Tenggara dan Asia Pasifik, demi memantapkan langkah untuk menjadi penyedia infrastruktur telekomunikasi terkemuka di Asia Tenggara.