Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Kembali Panas, OPEC+ Siap Kerek Produksi Bertahap

Harga minyak menguat setelah permintaan naik dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang disebut OPEC+, memutuskan untuk menaikkan produksi secara perlahan.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah global menguat pada akhir perdagangan Kamis (18/11/2021) waktu setempat, setelah turun ke posisi terendah enam minggu karena investor bertanya-tanya berapa banyak minyak mentah yang akan dilepaskan negara ekonomi utama dari cadangan strategis mereka.

Investor juga mengira-ngira berapa banyak yang akan mengurangi tekanan permintaan minyak mentah global.

Mengutip Antara, Jumat (19/11/2021), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari menguat 96 sen atau 1,2 persen, menjadi menetap di US$81,24 per barel. Brent sempat jatuh ke terendah sesi di US$79,28 per barel, posisi terendah sejak 7 Oktober.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Desember ditutup 65 sen atau 0,8 persen lebih tinggi menjadi US$79,01 per barel. WTI juga sempat jatuh ke terendah sesi di US$77,08 , terendah sejak awal bulan lalu.

Harga minyak sempat jatuh ke posisi terendah enam minggu di awal sesi karena China mengatakan sedang bergerak untuk memanfaatkan cadangan minyaknya. Pada Rabu (17/11/2021), Amerika Serikat meminta negara-negara konsumen besar untuk mempertimbangkan pelepasan stok mereka guna menurunkan harga.

Tawaran Washington untuk mendinginkan pasar, meminta China untuk bergabung dalam tindakan terkoordinasi untuk pertama kalinya, dilakukan karena harga bensin yang tinggi dan tekanan inflasi lainnya telah memicu reaksi politik.

"Jepang dan Korea Selatan telah menunjukkan penentangan untuk melepaskan cadangan minyaknya, jadi kami akan kembali naik sedikit. Pasar akan terus gelisah, karena waspada dari rilis," kata Phil Flynn, Analis Senior Price Futures Group di Chicago

Sebuah rilis, meskipun hanya dari Amerika Serikat dan China, kemungkinan akan mendorong harga lebih rendah setidaknya untuk sementara.

Pada Oktober, harga-harga mencapai tertinggi tujuh tahun karena pasar fokus pada rebound cepat dalam permintaan ketika lebih banyak orang menerima vaksinasi Covid-19 dan lockdown dicabut.

Harga minyak menguat setelah permintaan naik dan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang disebut OPEC+, memutuskan untuk menaikkan produksi secara perlahan.

Badan Energi Internasional dan OPEC mengatakan lebih banyak pasokan akan tersedia dalam beberapa bulan mendatang, tetapi pejabat Washington telah mendesak untuk langkah yang lebih cepat.

Pelepasan cadangan yang diusulkan merupakan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi OPEC, karena melibatkan importir utama China.

Biro cadangan negara China mengatakan sedang mengerjakan pelepasan cadangan minyak mentah meskipun menolak untuk mengomentari permintaan AS.

Seorang pejabat kementerian industri Jepang mengatakan Amerika Serikat telah meminta kerja sama Tokyo dalam menangani harga minyak yang lebih tinggi, tetapi Jepang secara hukum tidak dapat menggunakan rilis cadangan untuk menurunkan harga.

Seorang pejabat Korea Selatan mengatakan sedang meninjau permintaan AS kepada Seoul untuk melepaskan beberapa cadangan minyak, tetapi negaranya hanya bisa melepaskan minyak mentah jika terjadi ketidakseimbangan pasokan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper