Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang Grup Northstar PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) mencetak kerugian bersih di periode Januari-September 2021.
Kerugian ini tercatat bertambah dari sebelumnya US$3,69 juta, menjadi US$16,10 juta atau setara Rp230 miliar (kurs Rp14.285,7 per 30 September 2021).
Sepanjang sembilan bulan 2021, perseroan tercatat membukukan peningkatan pendapatan 20,76 persen menjadi US$596,7 juta, dari US$494,17 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pos beban pokok pendapatan perseroan juga tercatat meningkat 19,48 persen dari US$431,5 juta, menjadi US$515,6 juta. Dengan beban tersebut, perseroan tercatat masih membukukan pertumbuhan laba bruto 29,58 persen menjadi US$81 juta di kuartal III/2021 secara tahunan.
Berdasarkan laporan keuangan DOID yang terbit Senin (15/11/2021), kerugian bersih perseroan disebabkan oleh membengkaknya beban usaha menjadi US$38,9 juta, dari US$21,7 juta secara tahunan. Sementara, pendapatan keuangan perseroan berkurang menjadi US$767.812, dari US$ 3 juta yoy.
Selain itu, beban keuangan perseroan juga meningkat dari US$38,9 juta di kuartal III/2020, menjadi US$47,8 juta di kuartal III/2021. Adapun pendapatan lain-lain juga berkurang menjadi US$2 juta, dari US$8,3 juta secara tahunan.
Baca Juga
Hal tersebut membuat rugi sebelum pajak penghasilan perseroan membengkak menjadi US$13,9 juta, dari sebelumnya US$797.939.
Adapun hingga akhir September 2021, total aset perseroan bertambah menjadi US$1,39 miliar, dari US$974 juta akhir 2020.
Meningkatnya aset perseroan sekitar 43 persen ini disebabkan bertambahnya kas dari penarikan fasilitas pinjaman Bank Mandiri Sebesar US$350 juta oleh anak usaha, meningkatnya piutang usaha 58 persen, dan meningkatnya aset tetap perseroan 16 persen.
Sementara itu, total liabilitas perusahaan juga naik menjadi US$1,14 miliar di sembilan bulan 2021, dari US$710 juta di Desember 2020. Di sisi lain, jumlah ekuitas DOID tercatat turun menjadi US$248,1 juta di 30 September 2021, dari US$263,7 juta di 31 Desember 2020.