Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diguyur IPO Jumbo, Investor Ritel Masih Punya Dana?

Investor ritel mampu menyerap setiap penggalangan dana jumbo oleh korporasi. Namun dengan satu persyaratan yaitu tidak dibuat kecewa.
Karyawan berada di dekat monito pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawan berada di dekat monito pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Masifnya pencarian dana jumbo oleh calon emiten melalui skema penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham disebut tidak menyurutkan nafsu investor ritel.

Alih-alih surut karena digempur oleh IPO jumbo secara bertubi-tubi sejak Agustus, Sanusi, Ketua Masyarakat Investor Sekuritas Indonesia (MISSI) justru optimistis ritel masih memiliki likuiditas yang kuat. Akan tetapi dia berharap porsi investor ritel dapat diperbesar.

“Saya rasa memang porsi harus diperbesar untuk menghindari goreng menggoreng [saham],” katanya kepada Bisnis pada Jumat (12/11/2021).

Sanusi menambahkan seharusnya jatah minimal yang dapat diperoleh investor ritel bisa bertambah. Jumlah ideal menurutnya adalah pesan berapa pun minimal akan dapat 50 lot saham baru.

Berdasarkan pengalamannya ada beberapa kali pemesanan 1 juta saham baru namun hanya mendapatkan satu lot. Setelah itu investor harus mengikuti polling.

Menurutnya investor ritel mampu menyerap setiap penggalangan dana jumbo oleh korporasi. Namun dengan satu persyaratan yaitu tidak dibuat kecewa.

“Selama penjamin emisi dapat mengatur pembagian penjatahan dan menjaga tidak terjadi penurunan harga saham dibawah harga ipo pada hari pertama perdangangan, saya kira IPO-IPO akan terus diserap oleh publik,” katanya.

Di sisi lain, PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel dikabarkan telah menetapkan harga untuk penawaran umum saham perdana atau IPO yang akan dilakukan akhir November mendatang.

Berdasarkan laporan Bloomberg pada Jumat (5/11/2021), Mitratel dikabarkan mematok harga saham sebesar Rp800 untuk melepas sahamnya.

Dengan harga tersebut, Mitratel berpotensi meraih dana segar sebesar US$1,3 miliar atau Rp20,43 triliun, sedikit dibawah jumlah yang dikumpulkan PT Bukalapak.com (BUKA) sebesar US$1,5 miliar atau sekitar Rp21,26 triliun.

Jumlah tersebut juga membawa nilai penggalangan dana melalui bursa Indonesia ke posisi US$3,4 miliar pada tahun ini, melewati catatan pada 2010 lalu sebesar US$3 miliar.

Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengatakan permintaan investor terhadap saham Mitratel sangat baik. Pihaknya juga mengapresiasi antusiasme pemilik modal yang hendak membeli saham Mitratel.

Mitratel telah memiliki lebih dari 28 ribu menara telekomunikasi di seluruh Indonesia. Lebih dari 50 persen menara yang dimiliki perusahaan tersebut berlokasi di luar Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper