Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2022 Tahun Ekspansi Korporasi, Fund Raising Pasar Modal Bakal Antre Nih?

Pengusaha akan makin yakin dan mulai memikirkan potensi ekspansi sehingga memicu kebutuhan pendanaan di pasar modal.
Karyawan melintas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/5/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/5/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Ekspansi yang agresif dari banyak perusahaan akan memicu penggalangan dana secara masif pada tahun depan.

Presiden Direktur BCA Sekuritas Mardy Sutanto mengatakan 2022 akan menjadi tahun yang berbeda dengan tahun ini. Pasalnya, pendorong utama tahun ini adalah sektor komoditas yang menjadi primadona sedangkan tahun depan adalah konsumsi.

Menurutnya, apabila tidak ada lonjakan virus baru sehingga tingkat kepercayaan masyarakat kembali pulih. Maka secara otomatis laju pertumbuhan ekonomi tahun depan akan mulai merata. Biasanya didahului oleh sektor konsumsi domestik.

Alhasil, pengusaha akan makin yakin dan mulai memikirkan potensi ekspansi sehingga memicu kebutuhan pendanaan. Maka rangkaian ini, lanjutnya, akan memicu siklus pemulihan ekonomi yang baik.

Perjalanan pemulihan tentunya akan memberikan daya dorong yang kuat bagi pengusaha untuk meminjam ke dunia perbankan dan untuk para calon emiten yang ingin masuk ke pasar modal.

“Mengenai pemecahan rekor fund raising secara total dari perbankan dan pasar modal saya memiliki keyakinan amat positif,” katanya kepada Bisnis baru-baru ini.

Selain itu, banyak kalangan pengamat memprediksi bahwa suku bunga akan tetap relatif menarik untuk calon debitur dan calon emiten. Seiring dengan keinginan tulus Pemerintah didalam mengelola tingkat inflasi nasional.

Mardy menambahkan setiap sektor berpotesi tumbuh secara keseluruhan. Adapun, BCA Sekuritas sejauh ini masih dalam proses menerntukan target.

“Target untuk perusahaan kami sedang kami tajamkan kembali karena ada beberapa variable asumsi yang kami sedang tinjau ulang dan kemungksinan memerlukan revisi lanjutan. Tapi secara target umum, kami akan upayakan lebih baik dari tahun ini,” katanya.

Sebelumnya, BEI menargetkan pencatatan efek baru di tahun 2022 adalah 68 efek yang terdiri dari pencatatan saham, obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek lainnya meliputi exchange traded fund (ETF), dana investasi real estate (DIRE), serta efek beragun aset (EBA).

Sebagai upaya untuk mencapai target pencatatan efek baru tersebut, maka akan dilakukan berbagai rangkaian kegiatan kepada perusahaan tercatat dan calon emiten.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan bursa tidak memiliki target penggalangan dana terkait pencatatan efek baru. Menurutnya BEI akan mendukung segala upaya pencatatan instrumen tanpa membeda-bedakan.

Selain itu, Nyoman menambahkan bursa sedang mendorong agar pemerintah daerah bisa menerbitkan obligasi di pasar modal. Dana itu dapat digunakan untuk membangun infrastruktur bagi pelayanan publik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper