Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penggalangan Dana di Pasar Modal Tahun Depan Diproyeksi Tetap Ramai

Torehan fund raising dari target tahun depan juga memiliki potensi besaran yang sama dengan tahun ini. Akan tetapi dengan catatan, bila tahun depan ada perusahaan unikorn yang melantai di bursa untuk mengimbangi kapitalisasi yang ditorehkan melalui IPO tahun ini.
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Pemulihan ekonomi pada tahun depan berpotensi meningkatkan semarak penggalangan dana atau fund raising di pasar modal.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menjelaskan tahun depan akan ada banyak perusahaan yang akan melakukan aksi korporasi untuk meraih dana segar. Pasalnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) pun menargetkan ada 68 efek baru yang akan dicatatkan pada 2022.

“Dengan target 68 ini, diproyeksikan bahwa bisa menorehkan pencapaian target yang optimal tahun depan, mengingat ekonomi sudah berangsur pulih dan juga yang utamanya adalah soal Covid-19 yang mulai terkendali,” katanya kepada Bisnis baru-baru ini.

Frankie menambahkan jumlah 68 efek baru itu telah disesuaikan dengan pencapaian target BEI pada tahun ini. Mengingat dari 66 target di tahun ini terealisasi 46 dari semua pencatatan instrumen.

Dia pun optimistis total torehan fund raising dari target tahun depan juga memiliki potensi besaran yang sama dengan tahun ini. Akan tetapi dengan catatan, bila tahun depan ada perusahaan unikorn yang melantai di bursa untuk mengimbangi kapitalisasi yang ditorehkan melalui IPO tahun ini.

Misalnya seperti BUKA yang meraih dana yang fantastis sekitar Rp 22 triliun. Lalu disusul oleh Mitratel yang sepertinya bakal menghimpun dana yang luar biasa juga tahun ini.

Frankie berpendapat pada tahun depan sektor konsumer bisa mendominasi pipeline pada IPO. Pasalnya, memiliki sentimen yang cukup baik di tahun dengan dengan pertimbangan daya beli masyrakat yang membaik setelah tahun-tahun pandemi.

“Begitu juga sektor finansial dengan obligasinya yang memang sejalan dengan pemulihan ekonomi, untuk memperkuat struktur keuangan pada bisnis finasialnya,” imbuhnya.

Frankie mengingatkan untuk mengoleksi saham IPO dan obligasi yang berpeluang menorehkan fund raising yang besar. Selain itu, untuk IPO sektor konsumer akan lebih menarik dari sektor konsumer nonprimer.

Sebab, jika covid-19 tetap terkendali di tahun depan, masyarakat memiliki minat untuk membeli barang nonprimer yang lebih tinggi, seperti barang elektronik dan barang konsumsi lainnya.

“Untuk obligasi pada sektor finance juga dirasa senada karena diproyeksikan geliat bisnis tahun depan jauh lebih baik dari tahun ini sehingga perkreditan pun lebih banyak tersalurkan,” pungkasnya.

Sebelumnya, BEI menargetkan pencatatan efek baru di tahun 2022 adalah 68 efek yang terdiri dari pencatatan saham, obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek lainnya meliputi exchange traded fund (ETF), dana investasi real estate (DIRE), serta efek beragun aset (EBA).

Sebagai upaya untuk mencapai target pencatatan efek baru tersebut, maka akan dilakukan berbagai rangkaian kegiatan kepada perusahaan tercatat dan calon emiten.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan bursa tidak memiliki target penggalangan dana terkait pencatatan efek baru. Menurutnya BEI akan mendukung segala upaya pencatatan instrument tanpa membeda-bedakan.

Selain itu, Nyoman menambahkan bursa sedang mendorong agar pemerintah daerah bisa menerbitkan obligasi di pasar modal. Dana itu dapat digunakan untuk membangun infrastruktur bagi pelayanan public.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper