Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MoU dengan Air Products, Produksi dan Penjualan PTBA dan INDY Diproyeksi Naik

Dua emiten batu bara, yakni PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dan PT Indika Energy Tbk. (INDY) turut menandatangani Nota Kesepahaman dengan Air Products.
Angkutan batu bara berbasis rel di Sumatra Selatan./ptba.co.id
Angkutan batu bara berbasis rel di Sumatra Selatan./ptba.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia melakukan penandatangan Nota Kesepahaman senilai US$15 miliar atau setara Rp210 triliun untuk proyek gasifikasi batu bara dan turunannya.

Dua emiten batu bara, yakni PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dan PT Indika Energy Tbk. (INDY) turut menandatangani Nota Kesepahaman dengan Air Products ini.

Lalu, bagaimana proyeksi produksi dan penjualan batu bara kedua emiten tersebut?

Analis Samuel Sekuritas, Dessy Lapagu dalam risetnya mengatakan, dengan masih kuatnya permintaan domestik dan global, pihaknya memperkirakan volume penjualan PTBA akan terus naik ke depannya.

"Samuel Sekuritas Indonesia memproyeksikan volume penjualan full year 2021-2023 sebesar 30,6 juta ton, 34,7 juta ton, dan 37,9 juta ton," kata Dessy, dikutip Minggu (7/11/2021).

Selain itu, lanjutnya, ada potensi tambahan permintaan dari proyek-proyek PTBA lainnya seperti PLTU mulut tambang Sumsel 8 dan fasilitas gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME). Dessy pun merekomendasikan beli untuk saham PTBA, dengan target harga Rp3.500.

Sementara untuk Indika Energy, Analis BRI Danareksa Sekuritas, Stefanus Darmagiri mengatakan, INDY menargetkan produksi batu bara sebesar 35,7 juta ton untuk tahun 2021. Kondisi cuaca yang tidak mendukung di beberapa daerah di Kalimantan akan mempengaruhi produksi batu bara serta logistik.

Adapun pada semester I/2021, produksi batu bara INDY mencapai 18,2 juta ton. Meski demikian, Stefanus menuturkan investor bisa berharap pada kontribusi bisnis INDY di luar batu bara.

"INDY berharap untuk melakukan diversifikasi di luar batu bara dengan meningkatkan kontribusi pendapatan dari bisnis non-batu bara," tulis Stefanus dalam risetnya.

Dia menyebut, pada 2025, perseroan menargetkan bisnis non-batu bara berkontribusi 50 persen dari total pendapatan. Pada semester I/2021, pendapatan non-batu bara menyumbang 13,7 persen dari total pendapatan perseroan.

Indika Energy pun tengah dalam proses diversifikasi bisnis di bidang mineral, melalui akuisisi lebih lanjut di pertambangan logam yang berfokus pada emas dan mineral lainnya, logistik dan infrastruktur meliputi penyimpanan bahan bakar dan pelabuhan dan energi terbarukan meliputi Solar PV dan Listrik 2W.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Annisa Saumi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper