Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hari Sumpah Pemuda, Rupiah Dibuka Loyo, Mata Uang Asia Kompak Merah

Mayoritas mata uang Asia berada di zona merah, hanya yen Jepang yang menguat sendirian.
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah dibuka melemah 0,26 persen atau 37,50 poin ke Rp14.210 per dolar AS pada pagi ini. Adapun indeks dolar AS menguat 0,02 persen atau 0,02 poin ke 93,82.

Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (28/10/2021) pada 09.30 WIB, mayoritas mata uang Asia juga mengalami pelemahan. Won Korea Selatan turun 0,20 persen, peso Filipina melemah 0,07 persen, yuan China turun 0,13 persen, ringgit Malaysia melemah 0,01 persen, bath Thailand cenderung datang, sedangkan yen Jepan mampu menguat 0,19 persen terhadap dolar AS. 

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, rupiah diprediksi akan berfluktuasi cenderung melemah pada perdagangan Kamis (28/10/2021) pada rentang Rp14.172 - Rp14.152. Pelaku pasar tengah mencermati upaya pemerintah menjalankan program pemulihan ekonomi saat ini. Adapun, program tersebut akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi 2021.

“Salah satu yang akan di fokuskan oleh pemerintah adalah melakukan pergeseran atau realokasi anggaran antar-kluster dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp744 triliun yang akan diarahkan untuk pos kesehatan dan perlindungan sosial,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Rabu (27/10/2021).

Sementara itu, realokasi anggaran yang diarahkan ke bidang perlindungan sosial dilakukan dalam rangka mengatasi kemiskinan ekstrem akibat pandemi Covid-19. Dari sisi eksternal, pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi AS naik dan dinilai menjadi peluang yang lebih tinggi untuk dolar AS.

Adapun, tingkat kepercayaan konsumen AS yang naik pada Oktober karena kekhawatiran inflasi yang tinggi dan diimbangi oleh prospek pasar tenaga kerja yang positif menunjukkan pertumbuhan ekonomi meningkat

Mengutip Antara, Kamis (28/10/2021), mata uang negara-negara utama kembali stabil pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat, setelah pernyataan mengejutkan dari bank sentral Kanada (BoC) memberikan ledakan volatilitas di pasar yang relatif tenang.

Komentar BoC dapat menjadi pemicu pertama untuk penilaian baru tentang bagaimana suku bunga akan berubah dan berdampak pada mata uang. Adapun Bank Sentral Eropa (ECB) akan bertemu pada Kamis waktu setempat dan diperkirakan akan mengambil sikap dovish.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper