Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat melanjutkan penguatan hingga mencapai rekor tertinggi baru pada penutupan perdagangan Selasa (26/10/2021) waktu setempat lantaran investor mencerna data laba emiten dan ekonomi yang mayoritas dinilai kuat.
Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (27/10/2021), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,04 persen atau 15,73 poin ke 35.756,88, sementara S&P 500 naik 0,18 persen atau 8,31 poin ke 4.574,79, sedangkan Nasdaq menanjak 0,06 persen atau 9,01 poin ke 15.235,71.
S&P 500 dan Dow Jones masing-masing menyentuh rekor tertinggi intraday sepanjang masa, dengan investor saham terbukti tangguh bahkan dalam menghadapi tantangan rantai pasokan yang sedang berlangsung dan tekanan inflasi yang meningkat.
Data ekonomi AS terbaru pada Selasa menunjukkan kepercayaan konsumen naik untuk pertama kalinya dalam empat bulan pada Oktober 2021, dengan rencana pengeluaran konsumen meningkat bahkan ketika ekspektasi inflasi mencapai level tertinggi 13 tahun.
Saham induk Google, Alphabet (GOOG, GOOGL) naik di akhir perdagangan setelah membukukan pendapatan dan laba kuartal ketiga yang melampaui perkiraan konsensus, didorong oleh kenaikan lebih lanjut dalam pengeluaran iklan online terutama di kalangan pengecer pada Google Penelusuran. Microsoft (MSFT) juga membukukan hasil kuartalan yang melebihi perkiraan, dibantu oleh lonjakan lain di segmen bisnis komputasi awan yang diawasi ketat perusahaan.
Di luar perusahaan teknologi jumbo, sejumlah perusahaan lain juga membukukan hasil pendapatan yang tangguh. Saham Twitter (TWTR) naik di akhir perdagangan setelah melaporkan penjualan kuartal ketiga yang sesuai dengan ekspektasi,
Baca Juga
Kumpulan laporan laba emiten terbaru menegaskan kepada Wall Street bahwa banyak perusahaan telah mampu bekerja di tengah kenaikan inflasi, serta memberikan penjualan dan laba yang melampaui perkiraan.
Meskipun banyak pakar telah menyarankan tekanan inflasi dan gangguan rantai pasokan dapat berlangsung lebih lama dari yang diantisipasi sebelumnya, hanya sedikit yang menyarankan bahwa dampaknya tidak akan dapat diatasi oleh sebagian besar perusahaan besar.
"Apa yang kita dapatkan dari masalah rantai pasokan ini adalah masalah pendapatan jangka pendek. Saya pikir itu adalah sesuatu yang harus kita pantau di paruh pertama tahun ini. Pertumbuhan pendapatan hanya melacak di 4 persen atau 6 persen dalam dua kuartal pertama tahun depan. Jadi perusahaan harus mengelola agar pasar terus bergerak naik," kata Lori Calvasina, kepala strategi ekuitas RBC Capital Markets, kepada Yahoo Finance.