Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah masih menyisakan satu seri Surat Berharga Negara (SBN) ritel yang akan ditawarkan pada tahun ini.
Menurut data dari laman Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan pada Rabu (20/10/2021), sebanyak 6 SBN ritel direncanakan terbit pada 2021. Penerbitan ini terdiri dari seri konvensional atau Surat Utang Negara (SUN) dan seri syariah atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Seri-seri tersebut termasuk Savings Bond Ritel (SBR), Sukuk Tabungan (ST), Sukuk Ritel (SR) dan Obligasi Negara Ritel (ORI).
Setelah ORI020, pemerintah akan menawarkan sukuk tabungan seri ST008 yang dijadwalkan pada 1 November hingga 18 November mendatang.
Sebagai informasi, obligasi ritel berjenis SBR dan ST tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder (non-tradeable). Sementara itu, seri SR dan ORI dapat diperdagangkan (tradeable).
Adapun hingga Oktober 2021 , pemerintah telah menerbitkan 5 SBN ritel terdiri atas 1 savings bonds ritel (seri SBR009), 2 sukuk ritel (seri ST014 dan ST015), dan 2 obligasi negara ritel (seri ORI019 dan ORI020).
Baca Juga
Akumulasi nilai pemesanan kelima SBN ritel tersebut mencapai Rp92,2 triliun. Seri SR015 menjadi yang paling banyak dipesan dengan jumlah pemesanan yang ditetapkan Rp27 triliun.
Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana menyebutkan, penawaran obligasi ritel di sisa tahun ini diyakini masih akan menarik minat banyak masyarakat. Ia menjelaskan, investor ritel saat ini masih memiliki likuiditas yang cukup melimpah.
Di sisi lain, pemerintah juga kemungkinan akan membatasi jumlah penjualan obligasi ritel yang tersisa pada tahun ini. Hal ini seiring dengan efisiensi anggaran di sisa tahun 2021 dan target pembiayaan utang yang sudah mendekati target.
“Dengan pembatasan dari pemerintah dan animo masyarakat yang masih tinggi, saya kira nilai penjualan obligasi ritel yang tersisa di 2021 masih dapat mencapai angka yang sama seperti ORI020,” katanya saat dihubungi Bisnis pada Rabu (20/10/2021).