Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja indeks IDX BUMN20 masih melempem dibandingkan dengan indeks harga saham gabungan (IHSG). Indeks IDX BUMN20 masih akan ditopang performa Bank BUMN alias Himbara.
Performa indeks IDX BUMN20 masih jauh di bawah kinerja IHSG sepanjang tahun berjalan (year to date) ini. Pada perdagangan Senin (18/10/2021), IDX BUMN 20 menguat 1,68 persen atau 6,47 poin, secara ytd IDX BUMN20 baru naik 0,02 persen ke level 392,2.
Sementara itu, IHSG menguat 0,38 persen atau 25,43 poin ke level 6.658,77 dan secara ytd sudah menguat 11,37 persen.
Pengamat Pasar Modal Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada menuturkan jika melihat komponen pengisi kedua indeks tersebut, IHSG dan IDX BUMN banyak dipengaruhi saham yang sama.
"IHSG bisa mengalami kenaikan cukup tinggi secara ytd atau dalam beberapa pekan terakhir kenaikannya sangat luar biasa karena ditopang kenaikan saham-saham tambang, saham-saham bank, terutama bank yang market cap besar seperti BMRI, BBCA, BBNI, dan BBRI," urainya kepada Bisnis, Senin (18/10/2021).
Sayangnya, terdapat saham-saham penggerak IHSG yang bukan merupakan bagian dari IDX BUMN20 seperti BBCA dan sejumlah saham tambang yang meraih cuan dari naiknya harga komoditas batu bara dan minyak sawit.
Baca Juga
Reza mencontohkan BBRI yang harga sahamnya naik luar biasa setelah rights issue dan merupakan pengisi dan penggerak IDX BUMN20 dan IHSG. Sayangnya, saham tambang seperti PTBA dan TINS yang merupakan BUMN anggota IDX BUMN20 tidak mengalami penguatan harga sebaik saham komoditas di luar BUMN.
"Pengisi indeks BUMN lainnya yang market cap besar dan kenaikan ada PTBA dan TINS, tapi kenaikannya dibandingkan tiernya masih di bawah, seperti ITMG yang kenaikannya lebih tinggi dibandingkan PTBA. Kemudian, BMRI, BBCA, BBRI, kenaikan paling tinggi terjadi pada BBCA," katanya.
Pergerakan saham penggerak IHSG di luar IDX BUMN20 inilah yang menyebabkan kenaikan indeks BUMN20 masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan IHSG.
Lebih lanjut, dia menilai kenaikan kedua indeks ini akan dipengaruhi oleh sektor yang sama yakni sektor perbankan, karena kapitalisasi pasar yang besar sekaligus likuiditas yang tinggi.
"BBRI, BMRI, BBTN, dan BBNI ini menjadi stock mover di IHSG, termasuk di indeks BUMN20 juga, jadi itu penggeraknya kurang lebih masih sama," ujarnya.
Sementara itu, pemulihan ekonomi seiring dengan pulihnya sektor perbankan akan menjadi penopang pergerakan kedua indeks pada kuartal IV/2021.
"Sampai dengan akhir tahun kinerja perbankan masih ditopang oleh bank-bank besar, sementara bank digital juga masih survive, Bank BUMN ini sudah teruji, terlihat kinerja seperti apa, kondisi perbankan sampai dengan akhir tahun akan membaik," katanya.
Adapun, sektor lain seperti tambang dan perkebunan masih bersifat siklikal dan kenaikannya tidak dapat diandalkan. Apalagi, kapitalisasi pasar terbesar di sektor ini lebih banyak dimainkan oleh sektor swasta yang tidak termasuk dalam indeks IDX BUMN20.
"Rekomendasinya saham perbankan dari sisi likuiditas pelaku pasar cenderung pilih BBRI dibandingkan dengan yang lain. Kalau dari PBV menarik itu BBNI sama BBTN, cuma kalau BBNI pelaku pasar masih melihat restrukturisasi kredit seperti apa dampak ke kinerja akan seperti apa," jelasnya.