Bisnis.com, JAKARTA – Koreksi pada indeks syariah Jakarta Islamic Index (JII) disebabkan oleh komposisi anggota konstituen yang kurang luas. Sejumlah saham pada sektor semen, kertas, dan konstruksi masih dapat dicermati investor pada indeks ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), JII terpantau turun 0,23 persen pada level 583,70 pada perdagangan Jumat (15/10/2021). Hal ini menjadikan JII sebagai salah satu indeks dengan koreksi terdalam sejauh ini, yakni 7,41 persen secara year to date (ytd).
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menjelaskan, koreksi yang masih terjadi pada indeks JII termasuk paling besar diantara indeks lainnya.
Dari 30 konstituen indeks JII, hanya 10 emiten yang secara year to date (ytd) memiliki kinerja saham positif diantaranya adalah ADRO, ANTM, ERAA, BUKA EXCL, INCO, MDKA, PTBA, PWON, dan TLKM.
Sementara sisa 20 emiten lainnya dengan kontribusi nyaris 75 persen secara ytd masih terkoreksi. Secara sektoral, pemberat pergerakan JII ada di Basic Material seperti semen dan kimia, Consumer Goods serta properti dan konstruksi karya.
“Memang secara sektoral, sektor-sektor tersebut juga memiliki kinerja underperform,” katanya saat dihubungi pekan ini.
Baca Juga
Menurut Alfred, pergerakan JII akan cukup sulit mengejar indeks-indeks lainnya. Hal ini disebabkan oleh komposisi indeks yang saat ini kurang optimal.
Dia memaparkan, sejauh ini kinerja indeks acuan, yakni Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditopang oleh sektor seperti komoditas, teknologi, dan juga perbankan. Sementara itu, dari 30 anggota indeks, JII hanya memiliki 1 masing-masing asal sektor teknologi dan perbankan.