Bisnis.com, JAKARTA – PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) atau KBI mencatatkan pertumbuhan laba positif pada kuartal III/2021 di tengah ekonomi nasional yang masih landai.
Sampai dengan kuartal III/2021, KBI mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 55,49 persen year on year (yoy), dari Rp45,6 miliar di kuartal III/2020 menjadi Rp70,9 miliar.
Sedangkan, dari sisi laba operasional, sampai dengan kuartal III/2021, KBI mencatatkan laba operasional sebesar Rp80,4 miliar meningkat 34,03 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020 yaitu sebesar Rp60 miliar.
“Catatan laba positif KBI ini justru berada ditengah ekonomi nasional yang belum sepenuhnya pulih,” ungkap Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia melalui keterangan resmi, Kamis (7/10/2021).
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2021 berada di kisaran 3,7 persen - 4,5 persen (yoy). Sedangkan, untuk kuartal III 2021, pertumbuhan ekonomi diperkirakan terkoreksi dari prediksi 4 persen - 5,7 persen (yoy) menjadi 4 persen – 5 persen (yoy).
Senada dengan pemerintah, Bank Dunia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 ada di angka 3,7 persen (yoy), atau lebih rendah 0,7 persen dari proyeksi sebelumnya yaitu sebesar 4,4 persen.
Baca Juga
Fajar mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan KBI agar korporasi tetap tumbuh, baik dengan transformasi bisnis, peningkatan pelayanan, dan inovasi dengan mengeluarkan inisiasi bisnis baru.
“Sektor perdagangan berjangka komoditi, pasar fisik komoditas serta Sistem Resi Gudang, memiliki potensi besar untuk terus tumbuh,” katanya.
Adapun, salah satu inisiasi bisnis baru yang dijalankan KBI di tahun 2021 ini adalah perannya sebagai Lembaga Kliring Penjaminan dan Penyelesaian Transaksi di Pasar Fisik Timah Dalam Negeri, yang mulai berjalan sejak bulan Maret 2021.
Kemudian, sampai dengan September 2021, transaksi perdagangan Pasar Fisik Timah Dalam Negeri di Bursa Berjangka Jakarta ini mencapai 1.480 lot dengan nilai transaksi sebesar Rp647,9 miliar,” paparnya.
Ke depan, KBI juga terus mengembangkan bisnis baru diluar yang sekarang sudah berjalan. Salah satu inisiasi bisnis yang ditargetkan berjalan pada kuartal IV/2021 adalah Pasar Fisik Emas Digital, dimana KBI akan berperan sebagai Lembaga Kliring atas transaksi Pasar Fisik Emas Digital di Bursa Berjangka Jakarta.
“Secara infrastruktur dan teknologi, kami sudah siap 100 persen, dan izin dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi [Bappebti] juga telah kami peroleh beberapa waktu lalu. Selain itu, KBI juga sudah siap sebagai Lembaga Kliring untuk perdagangan asset kripto,” katanya.
Terkait sebagai Lembaga Kliring Aset Kripto, KBI sudah siap 100 persen baik dari segi permodalan maupun infrastrukturnya.
"Sebagai lembaga kliring di perdagangan aset kripto, peran KBI meliputi penyelesaian keuangan, fungsi delivery versus payment, pengawasan integritas keuangan, fungsi suspend, rekomendasi sistem dan anggota,” ungkap Fajar.