Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah ditutup stagnan cenderung melemah tipis pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (6/10/2021), rupiah melandai 0,00 persen menjadi Rp14.252 per dolar AS.
Sementara itu, yuan China menguat 0,40 persen, yen Jepang melemah 0,10 persen, dan dolar Singapura melemah 0,32 persen.
Pada saat bersamaan, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang utama dunia menguat 0,36 persen menjadi 94.310.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan pelaku pasar mengapresiasi langkah pemerintah untuk mengenakan Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 35 persen terhadap Orang Pribadi (OP) yang berpenghasilan di atas Rp5 miliar setahun.
“Pemerintah optimistis akan ada kenaikan penerimaan pajak dari kelompok orang kaya, tarif PPh baru bagi OP dengan penghasilan di atas Rp5 miliar sebesar 35 persen dapat meningkatkan penerimaan negara,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Rabu (6/10/2021).
Baca Juga
Adapun, Ibrahim menambahkan walaupun jumlah OP dengan kriteria tersebut tidak terlalu banyak namun tetap berpotensi mengangkat penerimaan pajak negara hingga belasan triliun rupiah.
Langkah pemerintah itu disebut telah sesuai dengan rekomendasi dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia untuk mendorong kontribusi orang kaya dalam porsi fiskal pasca pandemi.
Sementara itu, dari eksternal penguatan dolar AS terjadi di tengah penantian keputusan kebijakan moneter Selandia Baru dan rilis data upah non-farm payroll di AS pada akhir pekan ini. Ibrahim menunjukkan saat ini investor beralih ke dolar sebagai safe haven merespons pengurangan stimulus dari Bank Sentral AS yang sudah dimulai.
Untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif dengan potensi menguat pada rentang Rp14.240 - Rp14.270.