Bisnis.com, JAKARTA - Performa saham emiten properti yang masih turun sejak awal tahun diyakini akan banyak dilirik pelaku pasar jelang akhir tahun ini. Hal itu menyusul pemulihan kinerja fundamental dari sisi pendapatan prapenjualan.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks IDX Sector Properties & Real Estate menguat 4,96 persen pada kuartal III/2021.
Kendati demikian, sejak awal tahun indeks ini masih turun 13,51 persen. Indeks IDX Sector Properties & Real Estates underperform dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tumbuh 4,18 persen pada periode sembilan bulan pertama tahun ini.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan pelemahan harga saham properti sejak awal tahun disebabkan oleh pelaku pasar yang cenderung masih berhati-hati melihat perkembangan industri.
“Perbaikan kinerja memang hal yang sangat positif bagi emiten properti. Tapi saya lihat pelaku pasar masih berhati-hati karena tahun lalu properti ini drop banyak,” jelas Hans kepada Bisnis, Minggu (3/10/2021).
Dia menjelaskan rebound kinerja emiten properti baru-baru ini masih dicermati oleh investor sebagai pemulihan setelah turun terlalu dalam. Namun, pemulihan marketing sales properti didukung oleh stimulus dari pemerintah dipastikan bakal dipertimbangkan oleh investor jelang akhir tahun ini.
Baca Juga
Di sisi lain, pelaku pasar juga saat ini disebut masih mencermati perkembangan kasus Covid-19 yang belum berakhir.
“Sebenarnya sentimen positif cukup kuat [di properti], banyak perusahaan [properti] yang sekarang menjual rumah. Ini positif, mungkin saat ini orang belum optimis karena masalah dari Covid-19 juga masih ada,” tutur Hans.
Adapun, Hans menjagokan saham emiten properti yang memiliki tabungan lahan (land bank) jumbo untuk dicermati hingga akhir tahun seperti BSDE. Dia mengatakan emiten properti dengan land bank luas bakal lebih diuntungkan karena bakal dapat memasarkan lebih banyak produk di kemudian hari.
Selain itu, Hans juga merekomendasikan saham CTRA dengan pertimbangan model bisnis perseroan yang cukup menjanjikan.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.