Bisnis.com, JAKARTA - Analis memperkirakan sejumlah stimulus untuk sektor properti akan terus mengangkat kinerja emiten pengembang hingga akhir tahun ini.
Kendati pemulihan fundamental belum tercermin dari harga saham emiten yang masih turun sejak awal tahun, tetapi analis tetap memasang posisi overweight untuk saham properti.
Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Edward Tanuwijaya dan Jacquelin Hamdani memaparkan tren marketing sales properti hingga kuartal II/2021 telah melonjak 76 persen secara tahunan menjadi Rp15,8 triliun.
Kenaikan pendapatan prapenjualan emiten properti pada semester I/2021 dan potensi marketing sales pada kuartal keempat dinilai dapat mengimbangi koreksi pada saat pemberlakuan PPKM Darurat.
“Hingga saat ini, emiten properti yang kami pantau seperti BSDE, CTRA, dan SMRA berada dalam jalur untuk merealisasikan target marketing sales yang kami perkirakan,” tulis Edward dan Jacquelin dalam riset yang dipublikasikan lewat Bloomberg, dikutip Minggu (3/10/2021).
Edward dan Jacquelin menunjukkan stimulus PPN nol persen dari Kementerian Keuangan RI dikombinasikan dengan diskon Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dari pemerintah DKI Jakarta akan semakin menopang penjualan properti ke depannya.
Baca Juga
Dengan demikian, KISI masih memberikan rekomendasi overweight untuk sektor properti karena pemulihan marketing sales menjadi tolok ukur menuju fundamental yang lebih kuat bagi emiten properti.
Melihat harga saham properti yang memiliki valuasi murah saat ini, Edward dan Jacquelin menjadikan BSDE sebagai top pick dengan target harga Rp1.500 diikuti CTRA dengan target harga Rp1.325, dan SMRA dengan target harga Rp1.100.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks IDX Sector Properties & Real Estate menguat 4,96 persen pada kuartal III/2021.
Kendati demikian, sejak awal tahun indeks ini masih turun 13,51 persen. Indeks IDX Sector Properties & Real Estates underperform dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tumbuh 4,18 persen pada periode sembilan bulan pertama tahun ini.
Namun, pelemahan indeks saham properti tersebut masih lebih baik dibandingkan penurunan kinerja indeks IDX Sector Consumer Non-Cyclicals sebesar minus 15,63 persen.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.