Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reli Wall Street Berpotensi Menjalar ke Bursa Asia

S&P 500 membukukan kenaikan dua hari terbesar sejak Juli 2021, dipimpin oleh saham pada sektor-sektor yang sensitif terhadap ekonomi seperti energi dan keuangan.
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup naik melanjutkan reli pada perdagangan Kamis (23/9/2021) waktu setempat, yang berpotensi akan menjalar ke penguatan bursa Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (24/9/2021), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 1,48 persen ke 34.764,82, sementara S&P 500 naik 1,21 persen ke 4.448,98, sedangkan Nasdaq melejit 1,04 persen ke 15.052,24.

S&P 500 membukukan kenaikan dua hari terbesar sejak Juli 2021, dipimpin oleh saham pada sektor-sektor yang sensitif terhadap ekonomi seperti energi dan keuangan. Kenaikan lantaran investor menerima pandangan bahwa pengurangan stimulus Federal Reserve menegaskan pemulihan dari pandemi.

Sementara itu, prospek kebijakan moneter yang lebih ketat mendorong aksi jual obligasi global. Imbal hasil Treasury US jangka panjang melonjak paling tinggi dalam 18 bulan karena para pedagang mengemukakan ekspektasi mereka untuk kenaikan suku bunga Fed pertama hingga akhir 2022. Bank of England membuka pintu untuk kenaikan suku bunga tahun 2021, membuat imbal hasil obligasi tenor 10 tahun lebih rendah.

Dolar AS dan yen melemah, minyak menguat dan emas melemah pada akhir perdagangan Kamis. Sementara kekhawatiran tentang efek domino dari Evergrande agak berkurang. Namun, masih belum jelas apakah Beijing berencana untuk mengelola dampak dari potensi default.

Seperti diketahui, Evergrande menghadapi kewajiban utang lebih dari US$300 miliar di tengah tindakan keras China terhadap leverage sektor properti.

Investor saham merespons positif prediksi bahwa strain virus delta terkait pandemi hanya akan menghasilkan kemunduran sementara untuk pembukaan kembali ekonomi. Bank Sentral AS juga telah berjanji untuk menarik stimulus secara bertahap.

Pada saat yang sama, kenaikan biaya pinjaman jangka panjang yang berkelanjutan dapat menjadi risiko bagi gambaran yang optimistis jika akhirnya merusak kepercayaan pada prospek pemulihan.

“The Fed yang hawkish secara mengejutkan disambut oleh pasar ekuitas karena dilihat sebagai konfirmasi kekuatan yang berkelanjutan dan 'kemajuan substansial' yang dibuat oleh ekonomi dalam pemulihan dari guncangan kata” kata Anu Gaggar, ahli strategi investasi global di Commonwealth Financial Network.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper