Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Kamis (23/9/2021) waktu setempat, tertekan oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS dan selera terhadap aset-aset berisiko.
Para investor terus memposisikan diri untuk kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan oleh Federal Reserve AS.
Mengutip Antara, Jumat (24/9/2021), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, anjlok US$29 atau 1,63 persen menjadi ditutup pada US$1.749,80 per ounce. Ini adalah penyelesaian kontrak emas terendah dalam lebih dari enam minggu.
Sehari sebelumnya, Rabu (22/9/2021), emas berjangka naik tipis US$0,6 atau 0,03 persen menjadi US$1.778,80, setelah melonjak US$14,4 atau 0,82 persen menjadi US$1.778,20 pada Selasa (21/9/2021), dan terangkat US$12,40 atau 0,71 persen menjadi US$1.763,80 pada Senin (20/9/2021).
"Kami telah melihat imbal hasil naik, terutama suku bunga riil, dan itu menyeret emas lebih rendah," kata ahli strategi komoditas TD Securities, Daniel Ghali.
Bank sentral AS mengatakan pada Rabu (22/9/2021) kemungkinan akan mulai mengurangi pembelian obligasi segera setelah November dan mengisyaratkan kenaikan suku bunga mungkin mengikuti lebih cepat dari yang diperkirakan.
Baca Juga
Kenaikan suku bunga Fed akan meningkatkan peluang kerugian memegang emas, yang tidak membayar suku bunga.
"Komentar The Fed melebihi kemungkinan dukungan dari kenaikan tak terduga dalam klaim pengangguran mingguan AS, dan sekarang di jalur paling tidak resistensi untuk emas turun," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Juga menekan aset-aset safe-haven, ekuitas global menguat, dibantu oleh memudarnya kekhawatiran gagal bayar pengembang properti China Evergrande yang kekurangan likuiditas.
Emas mendapat sedikit dukungan dari penurunan dolar, yang biasanya mendorong permintaan emas karena membuat logam lebih murah bagi mereka yang memegang mata uang lain dan karena bersaing dengan logam mulia sebagai aset safe-haven.
"Posisi emas sebenarnya cukup bersih sehingga kami tidak memperkirakan kelemahan ini berubah menjadi kekalahan," kata Ghali.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 22,8 sen atau satu persen, menjadi ditutup pada US$22,679 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober melemah US$4,1 atau 0,41 persen, menjadi ditutup pada US$997 per ounce.