Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moratorium Sawit Perlu Diperpanjang, Hindari Koreksi Harga CPO

Penghentian moratorium perluasan lahan sawit berpotensi kembali akan meningkatkan jumlah lahan sawit, dan memicu penambahan produksi, sehingga dapat menekan harga CPO.
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Badan Litbang Kementerian ESDM memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni (crude palm oil/CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020. Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Badan Litbang Kementerian ESDM memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni (crude palm oil/CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak sawit mentah diramal turun jika moratorium lahan sawit tidak diperpanjang. Pemerintah juga disarankan melanjutkan kebijakan tersebut demi meminimalisir reaksi negatif pasar.

“Penghentian moratorium perluasan lahan sawit berpotensi kembali akan meningkatkan jumlah lahan sawit, dan memicu penambahan produksi dalam jangka panjang sehingga dapat menekan harga CPO,” kata Ekonom Bank Permata Josua Pardede, Selasa (21/9/2021).

Terlepas dari itu, Josua juga menilai moratorium ekspansi lahan sawit perlu diperpanjang karena merupakan isu sensitif di tingkat internasional. Dia menyoroti sejumlah hambatan nontarif yang digulirkan negara mitra dagang karena isu lingkungan yang menyertai komoditas tersebut.

“Jika pemerintah ingin meningkatkan kinerja ekspor CPO, sebaiknya dilakukan melalui intensifikasi, bukan ekstensifikasi melalui perluasan lahan. Masih banyak peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan kinerja ekspor CPO, di antaranya dengan peremajaan sawit rakyat untuk meningkatkan produktivitas kebun petani rakyat,” kata dia.

Sementara itu, Ekonom pertanian dari IPB University Bayu Krisnamurthi mengatakan kebijakan moratorium sawit menyebabkan penambahan produktivitas relatif terbatas karena tidak ada izin baru untuk perluasan perkebunan.

Peningkatan pasokan hanya bisa dilakukan melalui peningkatan produksi, termasuk lewat peremajaan, dan dengan pengelolaan lahan dari izin-izin yang terbit sebelum moratorium.

“Karena tambahan pasokan terbatas, pada pasar pasokan akan ketat. Akibatnya harga CPO cenderung tinggi. Namun moratorium sudah terjadi 10 tahun, sejak 2011. Selama itu produksi dan ekspor kita tetap tumbuh baik dalam jumlah maupun nilai,” kata Bayu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper