Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan sukuk ritel seri SR015 mencatatkan rekor penjualan tertinggi sepanjang sejarah penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) secara daring.
Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kementerian Keuangan Dwi Irianti mengatakan, pemesanan SR015 telah memenuhi kuota dari pemerintah sehari sebelum jadwal penutupan masa penawaran yaitu pada Rabu (15/9/2021). Oleh karena itu, masa penawaran juga telah ditutup lebih awal, yakni pada Selasa (14/9/2021).
“Total penjualan SR015 tercatat sebesar Rp27 triliun,” katanya saat dihubungi pada Kamis (16/9/2021).
Dwi melanjutkan, dengan hasil tersebut, maka SR015 mencatat rekor penjualan tertinggi sepanjang sejarah penerbitan SBN ritel secara daring. Rekor sebelumnya dicatatkan oleh obligasi ritel (ORI) seri OR019 yang membukukan penjualan senilai Rp26 triliun pada awal tahun ini.
SR015 juga berhasil menggeser SR013 sebagai sukuk ritel terlaris sepanjang sejarah penerbitan secara daring. SR019 yang diterbitkan pada 2020 lalu menghimpun penawaran Rp25,67 triliun.
Sepanjang tahun 2021, pemerintah telah menawarkan 4 seri obligasi ritel. Pemerintah menerbitkan jenis obligasi negara ritel seri ORI019 pada Februari, jenis sukuk ritel seri SR014 pada Maret, SBR010 pada pertengahan Juli lalu serta SR015 yang masa penawarannya baru saja berakhir.
Baca Juga
Adapun, masih ada 2 seri SBN ritel yang dijadwalkan terbit hingga akhir 2021 yakni obligasi negara ritel seri ORI020 (akhir September), dan sukuk tabungan seri ST008 (awal November).
VP Economist Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, tingginya minat investor pada SR015 mengindikasikan terjadinya kenaikan permintaan dari investor ritel terhadap obligasi. Ia menjelaskan, kenaikan permintaan terjadi akibat tren penurunan suku bunga deposito yang lebih cepat.
Ia memaparkan dibandingkan dengan bulan Maret 2021 lalu ketika pemerintah menerbitkan SR014, selisih kupon obligasi dengan suku bunga deposito tercatat sebesar 39 basis poin. Sementara itu, saat penerbitan SR015, selisihnya mampu mencapai 51 basis poin.
“Bagi investor ritel, selisih yang semakin besar tersebut memberikan insentif untuk beralih ke obligasi,” katanya.
Selain itu, dengan kebijakan pemerintah yang menurunkan pajak pendapatan obligasi, selera investor terhadap SR015 semakin meningkat. Pasalnya, insentif ini berimbas pada kenaikan pendapatan bunga kupon yang didapat oleh investor ritel.