Bisnis.com, JAKARTA – Emiten sekuritas PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. membukukan pendapatan usaha sebesar Rp234,67 miliar dengan laba usaha Rp32,72 miliar hingga semester I/2021.
Pada semester I/2021, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp234,67 miliar atau naik 21,61 persen dibandingkan dengan periode saham tahun lalu. Pos jasa kegiatan manajer investasi membukukan Rp71,57 miliar. Jumlah itu naik 18,19 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp60,55 miliar.
Adapun jasa manajemen investasi menjadi kontributor utama dengan torehan Rp66,83 miliar sedangkan jasa agen penjualan Rp4,73 miliar.
Sementara pos pendapatan dividen dan bunga mengalami koreksi dari posisi Rp62,27 miliar menjadi Rp47,52 miliar. Adapun keuntungan perdagangan efek berkontribusi sebesar Rp37,61 miliar. Lalu jasa penjaminan emisi dan penjualan efek sebesar Rp12,56 miliar.
Di sisi lain, emiten berkode saham TRIM itu mencatatkan pertumbuhan beban usaha dari Rp154,65 miliar menjadi Rp162,17 miliar. Setelah dikurangi dengan pajak dan beban lain-lain, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp32,72 miliar.
Jumlah itu naik 791 persen dibandingkan dengan posisi tahun sebelumnya Rp3,67 miliar. Dengan begitu laba per saham yang dapat diatribusikan ikut terkerek menjadi Rp4,60.
Baca Juga
Sementara itu, tim analis Pefindo yaitu Hanif Pradipta dan Putri Amanda menyatakan tetap mempertahankan pandangan negatif untuk peringkat perusahaan. Pasalnya profil kredit perusahaan akan tetap berada di bawah tekanan yang cukup besar selama beberapa kuartal ke depan, karena volatilitas dan peningkatanketidakpastian industri sekuritas di tengah pelemahan pasar akibat pandemi.
“Hal ini kemudian mempengaruhi perusahaan pialang ekuitas, perbankan investasi, dan bisnis manajemen aset. Kami juga mengantisipasi kemungkinan untuk lebih lanjut tekanan pada profil kredit Trimegah Sekuritas secara keseluruhan jika resesi berlanjut, atau kemajuan pemulihan terbukti lambat,” sebut keduanya dalam keterangan resmi Rabu (15/9/2021).
Mereka berpandangan bahwa Trimegah Sekuritas dan perusahaan sekuritas independen lainnya kurang stabil pendanaan selama masa kredit ketat, karena jalur yang tidak terikat akan dibatalkan, yang berada di luar kendali debitur.