Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti dan real estat, PT PP Properti Tbk. (PPRO) merubah strategi perseroan seiring dengan bergesernya tren properti dan kebutuhan pasar.
Karakteristik generasi milenial saat ini menjadi salah satu penentu bisnis properti di Indonesia. Selain itu, perubahan gaya hidup setelah pandemi Covid-19 juga menuntut bisnis properti dan real estat untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan tersebut.
Direktur Utama PP Properti I Gede Upeksa Negara mengungkapkan PPRO akan melakukan perubahan strategi perseroan, mulai dari perubahan arah ini bisnis hingga melakukan perampingan organisasi.
“Jadi kalau turn around, dulu kita lebih banyak membangun di sisi apartemen, nah sekarang kita mulai menyeimbangkan antara apartemen dengan landed house [rumah tapak],” ujar Gede dalam acara paparan publik, Rabu (8/9/2021).
Gede mengungkapkan bahwa saat ini rumah tapak lebih diminati daripada apartemen. Di mana tren konstruksi rumah tapak ke depan adalah modular house. Selain itu, berdasarkan data survei harga properti Bank Indonesia kuartal I/2021, minat pembeli kini beralih dari tipe rumah tapak besar kepada tipe rumah menengah.
Perseroan yang awalnya berfokus pada pembangunan apartemen, kini turut mengembangkan bisnis properti rumah tapak yang juga disertai dengan rancangan yang berorientasi pada pola hidup sehat.
Baca Juga
Kemudian untuk produk apartemen, Gede pun mengungkapkan bahwa perseroan sedang melakukan pengembangan yang menyesuaikan dengan kebutuhan pola hidup saat ini.
Selain itu, PPRO juga merubah arah core bisnis dari private menjadi turut mendukung proyek strategis nasional seperti Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah.
Dari sisi manajemen, Gede menyebutkan perseroan sedang melakukan asset recycling. Aksi tersebut adalah dengan melepas beberapa perseroan perseroan kemudian mencari aset-aset baru yang lebih produktif.
“Dan ada beberapa juga yang kita akuisisi untuk mempercepat pengembangan landed house,” kata Gede.
Selanjutnya dari sisi organisasi, PPRO akan merampingkan organisasi pemasaran. Gede menyebutkan jika dulu proyek yang tersebar di beberapa daerah disertai dengan tim pemasaran, kini perseroan mencoba tarik menjadi corporate marketing.
Strategi marketing yang diatur secara korporasi itu menurut Gede akan membuat ramping dan mempertajam kinerja perseroan dalam mengeksekusi strategi-strategi yang akan dilakukan ke depan.
PPRO juga mulai banyak melakukan sentralisasi sehingga banyak merampingkan organisasi untuk efisiensi dan juga memperlincah gerakan perseroan ke depannya.