Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti Grup Sinarmas PT Bumi Serpong Damai Tbk. mengungkapkan kesiapan masuk ke bisnis data center sebagai operator.
Presiden Direktur Bumi Serpong Damai Franciscus Xaverius Ridwan Darmali mengungkapkan saat ini perseroan sudah melakukan pembicaraan dengan beberapa mitra strategis untuk kemudian bersama-sama berinvestasi di data center.
“Sejauh ini kami sudah ada pembicaraan-pembicaraan dengan beberapa strategic partner,” kata Ridwan dalam paparan publik, Selasa (7/8/2021).
Dia menjelaskan date center sendiri merupakan salah satu komponen dari seluruh tatanan platform digital. Dengan demikian, emiten dengan kode saham BSDE ini memandang penting untuk berinvetasi ke bidang data center tersebut.
Sebelumnya, Director Leads Property Darsono Tan mengatakan saat ini banyak investor dan pengguna pusat data dari luar negeri yang ingin masuk ke Indonesia. Untuk bisa mengembangkan bisnisnya, mereka membutuhkan lahan yang luas agar bisa bisa membangun pusat data.
Baca Juga
“Seperti yang kita dengar, misalnya Amazon, NTT, dan Princeton Group dari Jepang yang barusan mengakuisisi pusat data di Indonesia,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (6/9/2021).
Dia menuturkan, saat ini Sinar Mas Land telah memiliki lahan cukup besar di kawasan industri dan BSD dengan pengelolaan yang baik, sehingga cocok untuk dikembangkan sebagai pusat data.
Untuk mengembangkan pusat data, kata dia, setidaknya memerlukan lahan minimal 10 hektare dengan legalitas yang terjamin, bebas banjir, dan keamanan ketat.
Sinar Mas pun dinilai mampu memposisikan kawasannya sebagai lokasi ideal untuk pengembangan pusat data. Menurutnya, lokasi pusat data Sinar Mas Land merupakan salah satu bentuk dari investasi perusahaan.
Berdasarkan laporan JLL yang berjudul Data Centre in Indonesia Unveiling The Potential to Become The next Digital Hub menyebutkan bahwa sektor itu akan terus tumbuh dan berkembang pesat, seperti yang terjadi di banyak negara lain.
Hal tersebut didorong oleh pertumbuhan populasi generasi muda dan kelas menengah, kebangkitan ekonomi digital, fundamental ekonomi makro yang kuat, dan peningkatan jumlah pengguna internet.
Apalagi, Indonesia adalah negara dengan populasi terpadat keempat di dunia dan terbesar di Asia Tenggara, seperti yang disebutkan dalam Oxford Economics. Dengan jumlah generasi muda yang cukup banyak, dan sebagian di antaranya paham teknologi, Indonesia memiliki demografi yang dapat mendorong pertumbuhan pusat data di seluruh negeri.