Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Sebut IHSG Mulai Bebas dari Tekanan Tapering dan PPKM

Kondisi pasar saham di Indonesia sudah mulai stabil karena isu tapering hilang, dampak Covid-19, dan PPKM berangsur membaik. 
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Satu ekonom menilai untuk saat ini, tekanan pasar saham dari isu Tapering The Fed dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah mulai berkurang bahkan hampir hilang. 

Chief Economist Tanamduit Ferry Latuhihin menuturkan keseluruhan kondisi pasar saham di Indonesia sudah mulai stabil karena isu tapering hilang dan isu Covid-19 serta PPKM sudah mulai hilang. 

"Tekanan dari Tapering, orang-orang sudah tahu The Fed gak akan buru-buru dan kasus Covid-19 juga mulai menurun," jelasnya dalam paparan Market Outlook, Senin (6/9/2021). 

Pada pra pembukaan perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,17 persen ke level 6.137,12. Namun, IHSG mengakhiri sesi I dengan pelemahan 0,28 persen atau 16,96 poin ke 6.109,95. 

Menurut Ferry, meksi IHSG tergelincir di zona mera,h tetapi volatilitasnya sudah sempit tetapi investor masih menunggu kabar soal PPKM. Namun, dia memperkirakan IHSG akan kembali menguat pada sesi II. 

"Volatilitasnya sudah sangat sempit artinya market tidak ketakutan lagi, tinggal menunggu kabar baik aja," imbuhnya. 

Dia menegaskan investor tidak perlu mengkhawatirkan isu Tapering The Fed. Menurutnya, The Fed akan secara perlahan mengurangi pembelian bond ketika Covid-19 mulai mereda. 

Ferry menjelaskan, permasalahan yang terjadi di dalam negeri yakni apakah pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir 2021 mampu bertahan menjadi kekhawatiran pasar. Pada kuartal II/2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat meningkat hingga 7,07 persen secara year on year. 

"Apakah dengan adanya gelombang kedua Covid-19 dan PPKM kita berhasil membukukkan pertumbuhan ekonomi, misalkan 4 persen-4,5 persen atau turun ke 3 persen, ini yang membuat market worry," paparnya. 

Menurutnya saat ini investor masih menunggu seberapa cepat distribusi vaksin, sehingga dapat menekan angka penularan Covid-19. 

"Kalau distribusi dan supply vaksinasi lancar, saya rasa pelan-pelan kehidupan ekonomi kita kembali normal lagi sehingga memberikan ekspektasi bahwa pertumbuhan bisa mencapai 4 persen-4,5 persen tahun ini," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yuliana Hema
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper