Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minim Saham Emiten Teknologi dan Bank Digital, LQ45 Kurang Tenaga

Bila regulator memasukan saham emiten-emiten teknologi dan bank digital ke dalam LQ45 sejak lama, ada kemungkinan indeks acuan itu akan menghijau.
Foto multiple exposure layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Galeri Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Foto multiple exposure layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Galeri Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – PT Sucor Sekuritas memperkirakan lambatnya kinerja indeks LQ45 disebabkan oleh tidak adanya sektor teknologi dan bank digital.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan indeks paling cair itu kekurangan dorongan dari sektor teknologi dan bank digital. Dia mengumpamakan IHSG yang secara tahun berjalan sudah naik 2,47 persen berkat kedua sektor tersebut.

“Kalau kemarin itu kan IHSG ditopang sama emiten teknologi dan digital bank yang naik tinggi. Sementara LQ45 yang isinya nonteknologi dan bukan digital bank ketinggalan,” katanya kepada Bisnis pada Jumat (3/9/2021).

Sebagai informasi, saham-saham yang menguat secara drastis tahun ini adalah BABP sebesar 664 persen. Lalu BBYB dengan 389,57 persen dan ARTO sebesar 277,79 persen.

Menurutnya, bila regulator memasukan emiten-emiten tersebut ke dalam LQ45 sejak lama, ada kemungkinan indeks acuan itu akan menghijau. Di sisi lain, lanjutnya, sektor bank konvensional justru jadi pemberat indeks.

Misalnya dengan BBRI, BBNI dan BBCA yang menjadi pemberat laju indeks. Meski demikian, Hendriko menilai LQ45 masih memiliki prospek yang bagus.

Beberapa sentimen penunjangnya adalah ekonomi yang mulai tumbuh walaupun masih lambat. Selain itu, kondisi pandemi juga semakin membaik sehingga ketika pemerintah kian melonggarkan PPKM akan berdampak pada kinerja indeks.

“Secara tecknikal LQ45 ada potensi uji resisten level 873,” imbuhnya.

Hendriko merekomendasikan saham tambang seperti UNTR dan ADRO dengan masing-masing target Rp28.200 dan Rp1.700. Lalu BBNI Rp8.000 dan TOWR Rp1.900.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper