Bisnis.com, JAKARTA - PT GTS Internasional Tbk. (GTSI) mulai melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham pada 2 September 2021. Minat investor pun disebut tinggi pada saham emiten yang bergerak di bidang pengangkutan gas alam cair (LNG) ini.
PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk. (RELI) ditunjuk sebagai penjamin tunggal pelaksana emisi saham dalam rangka pelaksanaan IPO tersebut. Periode penawaran umum saham akan berakhir 6 September 2021.
Wilson Sofan, Direktur Reliance Sekuritas Indonesia, mengatakan jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO GTSI tersebut sebanyak 2,4 miliar saham atau 15,17 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam GTSI setelah IPO. Harga IPO ditawarkan Rp100 per saham. Sehingga dana yang diperoleh dari IPO ini adalah sebesar Rp240 miliar.
Harga penawaran pada kisaran P/E 6 kali ini ditetapkan supaya lebih banyak masyarakat bisa memiliki saham dengan fundamental solid dan valuasi harga yang terjangkau.
“Kami mendapatkan respon yang positif dari masyarakat dimana sejak masa penawaran awal (bookbuilding) pada 20 Agustus 2021 hingga saat ini kami mencatat jumlah saham yang dipesan sudah melebihi jumlah yang ditawarkan atau oversubscribed hampir 2 kali” ungkap Wilson.
Penggunaan dana IPO GTSI nantinya sebagian akan digunakan untuk membangun floating storage dan regasification unit (FSRU) yang dioperasikan oleh PT Anoa Sulawesi Regas (ANOA) sebagai salah satu anak perusahaan yang dikendalikan GTSI dengan kepemilikan 88,22 persen.
Baca Juga
Dengan pembangunan FSRU di ANOA, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik di Sulawesi Utara, penggunaan LNG yang dikonversi menjadi gas melalui proses regasifikasi sebagai bahan baku untuk menghasilkan listrik ramah lingkungan di Sulawesi bagian Utara.
Dengan begitu, fasilitas ini dapat memberikan penghematan yang cukup signifikan kepada pemerintah dalam hal ini PLN sebagai penyedia listrik bagi masyarakat khususnya di Sulawesi Utara.
Saat ini, GTSI bukan hanya bergerak pada jasa angkutan laut, namun juga menyediakan jasa manajemen kapal dan fokus pada pengembangan jaringan usaha logistik LNG dan ekosistem bisnisnya dengan mengkonversi penggunaan LNG sebagai bahan bakar pembangkit listrik.
Kontrak jangka panjang GTSI berkisar antara 15 tahun menghasilkan pendapatan masa depan yang berkelanjutan. Perseroan juga memiliki keunggulan teknis dan rekam jejak yang solid baik secara domestik maupun internasional di industri LNG selama lebih dari 30 tahun.