Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Sebut Pasar Dapat Keluar dari Tekanan Tapering The Fed, Begini Prediksinya

Analis menegaskan agar investor tidak menyamakan kondisi tapering off pada 2013, di mana saat itu rupiah yang berada di kisaran Rp10.000 anjlok menuju Rp14.000. 
Federal Reserve Board Chairman Jerome Powell./ REUTERS - Yuri Gripas
Federal Reserve Board Chairman Jerome Powell./ REUTERS - Yuri Gripas

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom menyebutkan tekanan pernyataan resmi dari Gubernur Federal Reserve Jerome Powell yang menyinggung rencana tapering membuat pasar modal dapat keluar dari tekanan.

Chief Economist Tanamduit Ferry Latuhihin menuturkan, adanya klarifikasi dari Powell yang menyebutkan tapering diputuskan secara terburu-buru berpotensi meredakan tekanan terhadap pasar.

"Tapi yang jelas sekarang ini, tekanan pasar dari isu tapering ini udah gak ada," kata Ferry dalam paparan Market Outlook, Senin (30/8/2021).

Mengenai pergerakan di pasar modal, peningkatan yang terjadi di pasar tergantung pada seberapa cepat vaksinasi yang dijalankan dan penurunan angka penularan Covid-19 di Indonesia.

"Kalau jumlah penularan Covid-19 turunnya dalam, masuknya vaksin dan distribusinya cepat, saya yakin indeks [IHSG] bisa ke berada di 6.600-6.700 di akhir tahun ini," jelasnya.

Sementara itu, Ferry menegaskan agar investor tidak menyamakan kondisi tapering off pada 2013, di mana saat itu rupiah yang berada di kisaran Rp10.000 anjlok menuju Rp14.000. 

Dia menjelaskan pada 2013 terjadi capital inflow cukup besar ke Indonesia sehingga rupiah menguat hingga di level Rp10.000, lantas ketika adanya tapering investor pergi dari pasar Indonesia dan membuat rupiah anjlok.

"Saya gak lihat ada capital inflow besar-besaran masuk ke Indonesia dalam krisis ini, karena ini krisis global dimananya semua negara kena, jadi gak ada alasan, istilahnya asing Amerika tidak melakukan carry trade besar-besaran ke pasar bond ata stocks kita," pungkasnya. 

Sementara, menurutnya pasar masih dikuasai oleh investor domestik yang masih takut dengan isu tapering. Ferry mengatakan selama pemicu naiknya permintaan di investor domestik, rupiah akan berada di kisaran Rp14.000-Rp14.500.

"Sekarang masalahnya adalah apakah bisa kita meet the demand mencapai 4,5 persen sampai akhir, saya yakin sampai akhir tahun rupiah akan bisa menguat," imbuhnya.

Ferry mengatakan berdasarkan dari purchasing power parity, dia memprediksikan rupiah berada di kisaran Rp13.750-Rp14.000 di akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper