Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Naik Tembus 6.100, Saham TLKM, ASII, BBCA Jadi Favorit Asing

Pada perdagangan Senin (30/8/2021) pukul 10.35 WIB, IHSG naik 1,18 persen atau 71,25 poin menjadi 6.112,62.
Karyawan melintas didekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintas didekat layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus level 6.100 seiring dengan aksi beli investor asing dan penguatan saham-saham big caps.

Pada perdagangan Senin (30/8/2021) pukul 10.35 WIB, IHSG naik 1,18 persen atau 71,25 poin menjadi 6.112,62. Sepanjang pagi ini, indeks bergerak di rentang 6.062,11-6.113,3.

Investor asing cenderung masuk dengan net buy Rp232,38 miliar. Sejumlah saham big caps menjadi incaran seperti TLKM dengan net buy Rp31,1 miliar, ASII Rp30,3 miliar, BBCA Rp22,6 miliar, ICBP Rp17,1 miliar, dan KLBF Rp14 miliar. Masing-masing saham tersebut menguat 2,11 persen, 2,97 persen, 0,92 persen, 2,11 persen, dan 1,47 persen.

Sebelumnya, IHSG pada perdagangan Jumat (27/8/2021) ditutup pada zona merah ke level 6.041,366. Namun, secara keseluruhan selama sepekan indeks mengalami peningkatan 0,18 persen dari posisi 6.030,772.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang memprediksi IHSG hari ini akan bergerak di rentang 6.022 - 6.113, dan rupiah di rentang Rp14.360-Rp14.500 per dolar AS.

Edwin turunnya imbal hasil atau yield obligasi bertenor 10 tahun baik untuk obligasi Amerika Serikat maupun Indonesia. Selain itu, di Indonesia sendiri kasus baru dan angka kematian Covid-19 semakin melandai.

“Maka besar kemungkinan IHSG akan menguat dalam perdagangan Senin ini,”ungkap Edwin dalam publikasi riset dikutip Senin (30/8/2021).

Dari sentimen global, di tengah meningkatnya kasus baru dan jumlah kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat. Indeks Dow Jones justru terpantau menguat 0,69 persen pada akhir pekan lalu.

Hal tersebut juga berkaitan dengan hasil simposium The Fed di Jackson Hole mengindikasikan Fed Rate di tahun ini tidak akan naik serta probabilitas program pembelian obligasi akan dikurangi di bawah 50 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper