Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Perkasa Bikin Rupiah Dibuka Terkoreksi ke Rp14.405

Pada pergerakan harian Bloomberg memprediksikan rupiah bergerak di level Rp14.405 – Rp.14.410 per dolar AS.
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terpantau melemah pada pembukaan perdagangan Kamis (19/8/2021) setelah dolar AS menguat merespons hasil notulensi pertemuan kebijakan moneter terbaru Federal Reserve (The Fed).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terdepresiasi 32,5 poin atau 0,23 persen ke Rp14.405 per dolar AS. Di sisi lain Indeks dolar AS juga menguat 0,22 poin atau 0,24 persen ke 93.361.

Secara year to date, mata uang Garuda mengalami pelemahan 2,53 persen di hadapan dolar AS. Adapun, pada pergerakan harian Bloomberg memprediksikan rupiah bergerak di level Rp14.405 – Rp.14.410.

Mengutip Monex Investindo Futures, penguatan dolar AS hari ini dipicu oleh sentimen menguatnya dolar AS pasca perilisan notula rapat FOMC yang beberapa pejabatnya setuju untuk memangkas pembelian obligasi di tahun ini.

Sementara itu, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pergerakan rupiah dipengaruhi sentimen dari dalam dan luar negeri. 

Di dalam negeri Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan pada Juli 2021 mengalami surplus sebesar US$2,59 Miliar. Realisasi itu lebih tinggi dibandingkan surplus pada Juni 2021 sebesar US$1,32 miliar, tetapi masih lebih rendah dari surplus neraca dagang Juli 2020 yakni US$3,26 miliar.

“Selain itu, pelaku pasar merespon positif Pidato Nota Keuangan  yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo mengenai  APBN 2022 yang dirancang antisipatif, responsif, dan fleksibel sebagai instrumen pemulihan ekonomi dan menghadapi berbagai ketidakpastian ke depan,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Rabu (18/8/2021).

Ibrahim juga menyebutkan bahwa pemerintah berhati-hati terhadap risiko ketidakpastian meski perekonomian diprediksi akan membaik pada 2022 yang tercermin dari kebijakan fiskal 2022 yang countercyclical untuk mendorong kesiapan sistem kesehatan, pemulihan ekonomi masyarakat dan melanjutkan reformasi struktural. 

Ditambah dengan agenda reformasi struktural untuk peningkatan produktivitas, daya saing investasi dan ekspor, penciptaan lapangan kerja yang berkualitas dan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan terus dilakukan. 

Melalui pertimbangan tersebut, Ibrahim mengungkapkan asumsi pertumbuhan ekonomi pada APBN 2022 ditargetkan pada kisaran 5,0 persen - 5,5 persen.

Sedangkan dari luar negeri Ibrahim menyebutkan investor saat ini mencari risalah dari pertemuan terbaru Federal Reserve AS.

The Fed juga akan mengadakan simposium Jackson Hole di minggu berikutnya, yang disebutkan Ibrahim dapat memberikan lebih banyak petunjuk, terutama karena banyak pelaku pasar mengharapkan bank sentral mengumumkan rencana untuk mengurangi pembelian obligasi baik pada pertemuan kebijakan September atau November.

Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah pada Kamis (19/8/2021), akan ditutup menguat dan dibuka berfluktuatif di rentang Rp14.360 - Rp14.390.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper