Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin anjlok pada perdagangan siang hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 2,32 persen atau 141,32 poin ke posisi di 5.974 hingga pukul 14.13 WIB, Kamis (19/8/2021).
Sebanyak 89 saham menguat, 443 saham melemah, dan 119 saham diperdagangkan stagnan. Kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia tercatat turun menjadi senilai Rp7.225,62 triliun.
Saham BBRI dilego asing hingga Rp218,6 miliar, saham BMRI juga dilepas asing Rp60,4 miliar, dan saham Bank Jago (ARTO) diobral asing hingga Rp29,5 miliar.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pun memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7 days reserve repo rate (BI-7DRR) di level 3,50 persen.
Sementara itu, hingga pukul 14.15 WIB, saham-saham yang menjadi pemberat IHSG antara lain saham PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP), saham PT Centaratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. (CENT), saham PT Multipolar Tbk. (MLPL), saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan saham Bank Ganesha (BGTG).
Baca Juga
Kelima saham ambles masing-masing 6,97 persen, 6,90 persen, 6,85 persen, 6,84 persen, dan 6,67 persen.
Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menuturkan secara teknikal pergerakan IHSG terkonsolidasi dan mencoba bertahan pada trend bullish jangka panjang dan Moving Average 50 hari serta 20 hari.
Chart pattern berpotensi membentuk pola head and shoulders yang dikonfirmasi apabila IHSG break out level support MA50 sebagai neckline. Indikator stochastic dan RSI bergerak terkonsolidasi pada area middle oscillator.
"Indikator MACD bergerak mendatar dengan histogram yang menguat. Sehingga secara teknikal pergerakan IHSG masih akan tertahan dan berpotensi melemah," jelasnya, Kamis (19/8/2021).
IHSG diperkirakan menguji kembali level support MA20 dan MA50 dengan rentang pergerakan 6068-6179. Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal diantaranya; ANTM, ASRI, BSDE, CPIN, CTRA, ICBP, MIKA, SCMA, SILO, TBIG, TOWR.
Bursa Asia berpotensi melemah di perdagangan hari kamis setelah adanya penurunan pada mayoritas indeks saham di Wallstreet yang dipicu oleh risalah the Fed yang mengindikasikan memulai mengurangi stimulus mulai akhir tahun 2021.
Sebagian besar pejabat Fed mayoritas setuju untuk bisa mulai memperlambat laju pembelian obligasi akhir tahun ini mengingat kemajuan yang dicapai pada data inflasi dan pekerjaan.
Indeks Kontrak berjangka lebih rendah di Jepang dan Australia tetapi stabil di Hong Kong sedangkan Indeks Kontrak berjangka AS berfluktuasi setelah S&P 500 dan Nasdaq 100 jatuh untuk hari kedua semalam.
Dari dalam negeri investor akan hasil keputusan bank Indonesia dan prospek kebijakan moneter ke depan pasca arah the Fed dalam pengurangan stimulus mulai terang. Sehingga secara sentimen IHSG berpotensi tertekan pada perdagangan hari ini.