Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pelayaran PT Wintermar Offshore Marine Tbk. (WINS) mencetak penurunan pendapatan sepanjang semester I/2021. Kendati demikian, posisi rugi bersih di bottom line perseroan menciut.
Wintermar membukukan laba kotor sebesar US$3,3 juta untuk semester I/2021, dibandingkan dengan rugi kotor sebesar US$0,66 juta untuk periode yang sama tahun lalu, sebagaimana utilisasi armada pulih menjadi 63 persen.
Investor Relations Wintermar Offshore Marine Pek Swan Layanto menerangkan utilisasi meningkat dari 61 persen pada kuartal I/2021 menjadi 63 persen pada kuartal II/2021 karena harga minyak naik.
"Sehingga total pendapatan untuk semester I/2021 menjadi US$20,1 juta, hanya 8 persen lebih rendah dari semester I/2020. Karena tindakan pengendalian biaya dan perampingan armada yang dilakukan, total biaya langsung berkurang 26 persen sehingga menghasilkan laba kotor sebesar US$3,3juta," jelasnya Kamis (12/8/2021).
Laba bersih sebelum pajak pada semester I/2021 sebesar US$0,35juta, dibandingkan kerugian US$4,2juta pada semester I/2020. Kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham sebesar US$0,56juta menciut dibandingkan dengan kerugian yang diatribusikan kepada pemegang saham sebesar US$4,0juta pada semester pertama 2020.
Pendapatan Kapal Milik menurun sedikit sebesar 3 persen menjadi US$16,7juta, total biaya langsung divisi ini selama turun tajam sebesar 25 persen menjadi US$14juta, sehingga menyumbang US$2,7juta dari laba kotor Kapal Milik.
Baca Juga
Pengurangan biaya ini terutama disebabkan oleh penjualan kapal dan reorganisasi struktur manajemen kapal untuk mengurangi biaya overhead.
Di sisi lain, meskipun pendapatan kapal sewa turun 27 persen menjadi US$2,6juta, Divisi ini masih mencatat laba kotor sebesar US$0,36juta, naik 22 persen. Laba kotor dari pendapatan jasa lainnya turun 32 persen menjadi US$0,22juta.
Biaya tidak langsung turun 14 persen menjadi US$1,2 juta dibandingkan dengan semester I/2020, sebagian besar disebabkan oleh penurunan gaji staf sebesar 10 persen menjadi US$1,8 juta. Ini dikarenakan jumlah karyawan berkurang akibat jumlah armada yang lebih sedikit dan langkah-langkah efisiensi biaya.
Biaya keperluan kantor turun 33 persen karena perusahaan menerapkan Work from Home selama beberapa bulan terakhir dalam mengurangi mobilitas di masa pandemi. Dengan meningkatnya aktivitas tender, biaya pemasaran naik 140 persen menjadi US$0,15 juta.
WINS membukukan laba operasional sebesar US$0,7 juta pada semester I/2021, dibandingkan dengan kerugian US$3,7 juta pada semester I/2020, yang mencerminkan peningkatan suasana industri yang mencolok tahun ini.
Beban bunga turun 37 persen pada semester I/2021 menjadi US$1,2juta karena WINS terus membayar utang. Perusahaan asosiasi mengalami kerugian yang sangat kecil, namun terdapat keuntungan sebesar US$1juta dari penjualan kapal. Laba sebelum pajak semester I/2021 sebesar US$0,35juta dibandingkan kerugian sebesar US$4,2juta pada peridoe sama tahun lalu.
EBITDA perseroan hingga semester I/2021 juga naik 11 persen menjadi US$7,4juta.
"Sejak awal tahun 2021, harga minyak terus bergerak naik, memberikan dukungan kuat bagi industri lepas pantai. Meskipun varian delta dari virus corona telah menghadirkan tantangan bagi banyak negara, meningkatnya tingkat vaksinasi di seluruh dunia juga mendorong mobilitas," jelasnya.
Pembukaan perekonomian secara bertahap telah menambah permintaan minyak dan gas, mendorong dimulainya proyek minyak dan gas lepas pantai. Beberapa pakar industri energi memproyeksikan kekurangan pasokan pada masa yang akan datang dikarenakan penurunan produktivitas dari ladang minyak yang tersedia.
Sejak awal 2021, tren aktivitas lepas pantai semakin meningkat, dengan semakin banyaknya tender yang dikeluarkan.
"Namun, varian delta yang telah menyebar secara global telah menyebabkan gangguan-gangguan pada operasi, karena infeksi Covid-19 tiba-tiba melonjak pada Juni dan Juli tahun ini. Meskipun hal tersebut akan berdampak jangka pendek pada utilisasi kapal, prospek jangka panjangnya masih tetap lebih positif," katanya.