Bisnis.com, JAKARTA — PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL) akan tetap menggelar pemaparan publik di tengah potensi delisting saham perseroan dari pencatatan di Bursa Efek Indonesia.
Emiten grup Bakrie itu berencana untuk melakukan paparan publik pada 26 Agustus 2021. Seperti dalam undangan, dikutip Rabu (11/8/2021), paparan publik akan dilakukan secara offline di Bakrie Tower Lt.36, Ruang Nusantara Komplek Rasuna Epicentrum Jl. HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Manajemen BTEL berencana memaparkan kinerja tahun buku 2020 dan update kegiatan bisnis perseroan. Tahun lalu, emiten telekomunikasi ini mencetak pendapatan sebesar Rp10,53 miliar naik tipis dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp10,27 miliar.
Meski demikian, mantan pemilik merek Esia itu justru membukukan rugi bersih Rp108 miliar. Berbanding terbalik dengan realisasi 2019 sebesar Rp7,2 miliar.
Di sisi lain, perseroan tengah berada di bawah bayang-bayang potensi delisting dari pasar modal. Pasalnya, saham BTEL telah digembok sejak 27 Mei 2019.
Seharusnya, bursa memberikan batasan hingga 24 bulan yang berakhir pada 27 Mei 2021. Namun sejauh ini belum ada tanda-tanda saham perseroan bakal hengkang dari BEI.
Selain itu, BTEL telah rajin menerbitkan laporan keuangan supaya gembok saham perseroan dibuka. Akan tetapi, pada 11 Mei 2021, berdasarkan evaluasi Bursa atas laporan keuangan serta tanggapan permintaan penjelasan yang telah disampaikan perseroan, Bursa berpendapat masih terdapat keraguan atas kelangsungan usaha (going concern) perseroan.
Alhasil, BEI memutuskan untuk melakukan perpanjangan penghentian sementara perdagangan efek BTEL di seluruh psasar sejak sesi I perdagangan 11 Mei 2021 hingga pengumuman lebih lanjut.