Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pengangkutan batu bara Grup Maming, PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk. (BESS) berupaya mengoptimalkan aset kapal untuk pengiriman di tengah memanasnya harga komoditas tersebut.
Direktur Batulicin Nusantara Maritim Yuliana menyampaikan, perusahaan bakal memanfaatkan momentum peningkatan harga dan permintaan batu bara melalui optimalisasi pengangkutan melalui laut dan sungai.
“Sebagai negara yang kaya akan sumber daya mineral dan terletak di ekosistem maritim, pendistribusian batu bara tentu tidak cukup apabila mengandalkan transportasi darat saja. Transportasi moda laut menjadi hal vital yang harus dipenuhi agar proses distribusi tersebut dapat berjalan secara cepat dan lebih merata,” paparnya dalam siaran pers, Senin (9/8/2021).
Yuliana juga menyampaikan bahwa guna memaksimalkan nilai ekonomi dari sektor pertambangan batu bara, faktor lain yang perlu disorot oleh pengusaha tambang adalah keandalan transportasi itu sendiri.
Saat ini, BESS telah memiliki 15 set tugboat dan tongkang yang semuanya sudah dipastikan aman dan andal untuk dioperasikan. Perusahaan juga memiliki Landing Craft Tank, yakni kapal yang digunakan untuk transportasi di laut dan perairan dangkal.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi bahwa konsumsi energi fosil seperti gas alam dan batubara akan diperkirakan masih tinggi hingga tahun 2035 yang akan datang. Fakta ini juga didukung oleh proyeksi dari International Energy Agency (IEA) dan International Renewable Energy Agency (IRENA).
Baca Juga
Tingginya tingkat konsumsi dan ditambah kenaikan harga batubara baru-baru ini membuat banyak perusahaan tambang batubara dan perusahaan supporting lainnya berupaya untuk memaksimalkan kinerja dan produktivitas agar memperoleh keuntungan yang lebih besar lagi.
Di sisi lain, harga batu bara acuan (HBA) kembali mencetak rekor baru, yakni menembus angka US$130,99 per ton pada Agustus 2021. Angka ini merupakan angka tertinggi dalam lebih dari 1 dekade terakhir.
Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi mengatakan, tingginya HBA Agustus dipengaruhi oleh terkereknya harga batu bara global akibat meningkatnya permintaan batu bara di China.