Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Telefast Indonesia Tbk. (TFAS) terpantau turun 1,35 persen pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Kamis (5/8/2021).
TFAS terparkir di zona merah ke level Rp5.475 per saham setelah diperdagangkan sebanyak 1.390 kali. Adapun saham emiten teknologi langsung amblas ketika dibuka pada level Rp5.550 ke level terendah Rp5.175.
Meski demikian, saham TFAS dapat memantul dengan mengikis minus hingga 75 poin saja. Sebelumnya, manajemen TFAS menyatakan tahun ini mengalokasikan belanja modal Rp3 miliar sampai akhir tahun.
Alokasi belanja modal merupakan hasil dana dari penawaran umum pada 2019. Belanja modal tahun ini akan difokuskan pada pengembangan IT karena perseroan melakukan kerjasama dengan perusahaan logistik.
Selama tahun berjalan, saham TFAS telah tumbuh sebesar 2.941 persen dari posisi Rp170. Kenaikan harga saham yang eksponensial membuat PT Digital Mediatama Maxima Tbk. (DMMX) meraup cuan.
Pasalnya DMMX telah melakukan pembelian saham PT Telefast Indonesia Tbk. (TFAS) sebanyak 50 juta lembar saham dengan harga Rp800 per saham. Jumlah itu setara dengan nilai investasi sebesar Rp40 miliar pada tanggal 18 Maret 2021.
Baca Juga
Manajemen DMMX mengklasifikasikan aset keuangan ini sebagai FVTPL (Fair Value Through Profit or Loss). Sehingga perubahan atas nilai wajar tersebut diakui oleh perseroan pada laba rugi. Adapun laba investasi yang belum terealisasi sebesar Rp105 miliar.
Saat ini DMMX memegang 3 persen dari saham TFAS. Direktur Utama Mediatama Maxima Budiasto Kusuma mengatakan alasan perseroan berinvestasi pada TFAS adalah oleh prospek bisnis logistik yang dijalankan oleh TFAS. Sebab, TFAS telah masuk ke dalam bisnis logistik, bekerjasama dengan pihak Alfamart dan Sicepat.
“Perseroan melihat bahwa prospek usaha TFAS, terutama di bidang logistik, sangat cerah didorong oleh pertumbuhan e-commerce yang maju secara pesat di Indonesia,” ungkapnya.