Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas berakhir melemah pada perdagangan Selasa (3/8/2021) di tengah penantian investor terhadap data ekonomi utama Amerika Serikat (AS).
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun 8,1 poin atau 0,44 persen ke US$1,814,1 per troy ounce.
Emas juga berada di bawah tekanan karena Departemen Perdagangan AS melaporkan pada hari Selasa bahwa pesanan pabrik AS mengalahkan ekspektasi untuk naik 1,5 persen pada Juni setelah naik 2,3 persen pada Mei.
Sejumlah analis mengatakan bahwa pasar logam mulia diperkirakan masih bergerak tanpa arah sepanjang sebagian besar pekan ini karena pelaku pasar menunggu laporan non-farm payrolls AS hari Jumat.
Para ekonom telah menjelaskan bahwa data pasar tenaga kerja bulan Juli dapat memberikan beberapa arahan apakah bank sentral mulai memperketat kebijakan moneternya dengan mengurangi pembelian obligasi bulanan pada akhir tahun.
Anggota Dewan Gubernur Federal Reserve Christopher Waller bahwa jika dua laporan ketenagakerjaan AS bulanan berikutnya menunjukkan kenaikan yang berkelanjutan, ia dapat segera mendukung pengurangan pembelian obligasi bank sentral.
Baca Juga
"Jika data tersebut sekuat yang terakhir, maka saya pikir membuat kemajuan yang dibutuhkan telah butuhkan, Jika tidak, maka saya pikir bank sentral mungkin harus menunda beberapa bulan,” ungkap Waller, dilansir Kitco News, Selasa (3/8/2021).
Menurut laporan konsensus, para ekonom memperkirakan bahwa AS membuka 895.000 lapangan kerja baru pada bulan Juli.
Kinerja emas yang lesu pada hari Selasa juga dapat dilihat dalam kaitannya dengan pasar lain. Logam mulia tidak menemukan dukungan dari dolar AS yang lebih lemah atau imbal hasil obligasi yang rendah. Indeks dolar AS sedang menguji level support tepat di atas 92 poin.